Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Merry Hotma meminta data anak yang sembuh dari gagal ginjal akut di wilayahnya. Dia ingin melihat apakah ada dampak lanjutan yang dialami tiap anak usai dinyatakan sembuh.
Hal ini diungkapkan Merry dalam rapat Kerja Komisi E DPRD DKI Jakarta dengan Eksekutif mendengar penjelasan, perkembangan, dan penanganan kasus gagal ginjal akut, Selasa (25/10).
Baca: Ganjar: Isu Jokowi Ketum PDI Perjuangan, Penumpang Gelap!
"Nah kenapa saya minta tadi data, karena saya ingin memperhatikan dimana alamatnya, saya ingin memperhatikan anak ini setiap tiga bulan pertama dampaknya apa," kata dia.
Merry menyatakan ingin memperhatikan lebih lanjut kondisi bayi dan anak yang sembuh agar dampaknya juga dapat diantisipasi, lantaran jumlahnya hampir 40 persen.
"Saya ingin memperhatikan yang ini terdampak bagaimana kenaikan berat badannya, bagaimana kecepatan bicaranya tepat waktu engga, bagaimana tingkat kecerdasannya normal lagi engga karena bayi kena ginjal dari kecil. Saya tidak yakin ini jadi normal," jelas dia.
Merry menyebut bakal turun langsung ke lapangan untuk mendata jumlah anak di wilayah DKI Jakarta yang sembuh dari gagal ginjal akut. Pasalnya, dia menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI cenderung kuratif dalam menangani persoalan ini.
"Saya akan turun ke lapangan karena mereka ini kan cenderung ke arah kuratif ya maksudnya melaksanakan ketika dapat case gitu kan," kata Politikus PDI Perjuangan ini.
Menugaskan Sejumlah Relawan
Lebih lanjut, Merry menyampaikan bakal menugaskan sejumlah relawan di beberapa faskes dan wilayah DKI Jakarta untuk mengamati data anak yang sembuh dari gagal ginjal akut.
Data itu, kata Merry nantinya akan dijadikan referensi sebagai bahan masukan untuk Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
"Membantu mereka untuk kasih masukan. Nanti rapat berikutnya saya akan kasih info, ini loh datanya," ujar dia.
Ada 90 Pasien
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan, terdapat 90 kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI) yang ditemukan di Ibu Kota.
Data ini dihimpun dari Januari 2022 sampai Senin (24/10).
"Data DKI Jakarta sampai 24 oktober tercatat terlaporkan sebanyak 90 kasus. Jadi angka 90 kasus ini bisa kita kumpulkan karena partisipasi aktif dari semua rumah sakit di DKI yang telah melakukan hospital record review sehingga datanya kita dapatkan," kata Widy dalam webinar bertajuk ‘Kewaspadaan dan Deteksi Dini Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak’ di Youtube Jakarta Public Policy Center BPSDM DKI Jakarta, Selasa (25/10).
Adapun data ini bertambah 8 anak dari sebelumnya pada Kamis (20/10) berjumlah 82 anak.
Widy juga mengatakan, pihaknya telah mengkarantina obat-obat yang telah dilarang beredar sementara oleh BPOM.
Baca: Sekjen Hasto: Sukarelawan Politik, Organisasi yang Cair
"Kami saat ini sejak 18 Oktober melakukan pengamanan obat cair. Jadi tidak kita sita tapi kita karantina sementara di tempatnya masing-masing sampai nanti menunggu kepastian regulasi lebih final dari tingkat yang berkompeten atau berwenang," tambah Widy.
Lebih lanjut, Widy berharap bahwa kasus penyakit ini tidak terus bertambah ke depannya.
"Jadi sekali lagi angka 90 di DKI itu semoga enggak bertambah. Kalau pun nambah karena keaktifan, proaktifnya teman sejawat melakukan langsung, telusuran di tempat kerja masing-masing dengan tujuan dapat gambaran lebih pasti bagaimana masalah sebenarnya di DKI," jelasnya.