Trenggalek, Gesuri.id - Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menerangkan bahwa kelak perkebunan Dilem Wilis Bendungan akan ada Kebun Raya Bambu. Dari lokasi tersebut akan ada banyak varietas bambu akan dikembangkan. Lalu diteliti oleh para ahli dan akhirnya dikembangkan sebagai hilirisasi.
Dalam mewujudkan 'Net Zero Karbon' Pemerintah Kabupaten Trenggalek berkomitmen salah satunya dengan membangun 'Kebun Raya Bambu' di Perkebunan Dilem Wilis Kecamatan Bendungan.
Hal tersebut sejalan dengan kelestarian ekologi digadang dapat berdampak ekonomi menjadi cita-cita besar RPJPD pemerintah.
"Kebun Raya Bambu ini nanti menjadi semacam laboratorium hidup. Titik fokus bagaimana ekonomi dan ekologi itu bisa berjalan beriringan. Ini sebenarnya merupakan cerita yang sudah sering kita ceritakan, mimpi yang sudah sering kita mimpikan bersama," terang Mochamad Nur Arifin, Minggu (7/7/2024).
Mas Ipin, sapaan akrab bupati muda ini menjelaskan bahwa perlahan untuk menuju ke langkah-langkah besar telah dipersiapkan. Oleh sebab itu, pihaknya memulai dengan menanam, mungkin baru tiga setengah tahun nanti untuk bisa merasakan hasil secara nyata.
Politisi PDI Perjuangan ini mengaku dalam merawat dan memetik hasil membutuhkan perjalanan panjang. Banyak yang terkuras mulai stamina, tenaga dan keistiqamahan. Termasuk semua stakeholder harus terlibat, tidak hanya tokoh-tokoh yang memiliki peran strategis, melainkan semua lapisan masyarakat.
"Kami menginginkan seluruh aktor-aktor ini bisa terlibat sampai cita-citanya nanti tercapai," tutupnya.
Senada, Pusat Sains dan Rekayasa LPPM Universitas Negeri Malang (UM)
Eli Hendrik Sanjaya menuturkan dari pihak kampus akan mendukung dari berbagai bidang sesuai masing-masing keilmuan. Ahli dari biologi nanti akan lebih kepada varietas Bambu. Kemudian Carbon Capture kajian dari kimia. Serta dari Geografi untuk Land Degeneration Mitigation.
"Kemudian ada dari pangan, terus dari mesin juga nanti ketika mau diproduksi produk usaha, realisasinya. Ada juga seni kriya kerajinan bambu dan macam-macam nantinya," ulas Eli Hendrik.
Pihak kampus mengaku sangat senang bisa berkontribusi terhadap Pemkab Trenggalek untuk Konservasi Bambu, mulai dari masa tanam hingga hilirisasi produk. Sebab, ini juga sebagai pengabdian akademisi kepada masyarakat.
Perihal tujuannya, pria yang juga perwakilan dari Pusat Sains dan Rekayasa LPPM Universitas Negeri Malang mengaku adalah bisa keberlanjutan. Sehingga tidak hanya memikirkan diri saja, namun juga anak cucu kelak nanti.
"Sekaligus menjaga ketersediaan air, karena konservasi bambu juga menjaga keberadaan air sangat bagus," imbuhnya.