Pasuruan, Gesuri.id - Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam mengatakan, 4 pilar kebangsaan menjadi modal untuk terus menggerakkan pembangunan Indonesis secara bergotong royong menuju Indonesia Emas 2045.
Mufti menuturkan, pada 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun atau satu abad Indonesia. Itu adalah sebuah momentum emas, hingga muncullah gagasan Indonesia Emas 2045. Dia menerangkan, pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun).
“Untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, kita harus menyiapkan anak-anak muda kita. Terutama bagaimana anak-anak muda punya pandangan kebangsaan yang kuat, termasuk melalui pemahaman pada 4 pilar kebangsaan,” ujar Mufti Anam.
Baca: Bobby Imbau ASN dan Keluarga Bijak Gunakan Media Sosial
Terkait 4 pilar kebangsaan, Mufti menjelaskan, Indonesia memiliki empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang luar biasa. Konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh Almarhum Taufiq Kiemas saat beliau menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014.
“Di tengah berbagai tantangan bangsa saat ini, 4 pilar kebangsaan menjadi terasa semakin relevan dan kita butuhkan,” ujar Mufti Anam.
Empat pilar kebangsaan yang dimaksud adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
”Salah satu dari empat pilar itu adalah Pancasila. Ini adalah ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia, pertama kali dicetuskan Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945. Artinya, Pancasila itu memang bersumber atau berasal dari rakyat Indonesia sendiri,” jelasnya.
Baca: Diah Nilai Masyarakat Sudah Cerdas Sikapi Potensi Politik Identitas
Menurut Mufti, tantangan Indonesia dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 adalah menyiapkan generasi muda yang berkarakter. Dalam arti tidak hanya mampu menguasai sains dan teknologi, tetapi juga memegang teguh nilai-nilai bangsa yang terangkum dalam 4 pilar kebangsaan.
”Nilai-nilai dalam 4 Pilar Kebangsaan dapat menjawab tantangan kekinian. Misalnya bagaimana kita membangun gotong royong dan kepedulian. Coba tengok tetangga kanan dan kiri, jangan sampai ada yang kesusahan, atau bahkan tak bisa makan. Mari saling bantu,” kata Mufi.
Tak lupa, Mufti mengajak warga untuk selalu menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. ”Meski berbeda agama, meski berbeda suku; kita berada dalam satu rumah besar: Indonesia tercinta. Kalau kita bertengkar karena beda agama, negara tidak akan bisa maju, daerah kita tidak akan bisa maju,” ujarnya.