Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Maria Yohana Esti Wijayati, mengatakan Erupsi Gunung Lewotobi telah membuka mata tentang ketimpangan pendidikan di daerah-daerah tertinggal. Sehingga menjadi pengingat Pemerintah untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia.
“Ini bukan sekadar bencana alam, tapi potret ketimpangan pendidikan kita. Kalau infrastruktur dasar saja tidak kuat apalagi ini ada yang tidak ada, bagaimana kita bicara mutu pendidikan?” Kata Esti dalam keterangan persnya, Minggu (8/12).
Baca: Ganjar Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Pramono-Rano
Ia juga mendorong adanya pendampingan psikologis bagi siswa terdampak. Karena trauma akibat bencana dan belajar di tempat pengungsian bisa berdampak panjang jika tidak segera ditangani.
“Pendidikan di pengungsian tidak hanya memengaruhi akademik, tetapi juga psikologis anak-anak. Program trauma healing harus menjadi prioritas untuk membantu mereka pulih. Ini adalah masa ujian akhir semester. Anak-anak yang terganggu secara emosional tentu tidak bisa maksimal dalam belajarnya,” tuturnya.
Di samping itu, Esti juga menyerukan bantuan khusus untuk para mahasiswa yang terdampak bencana berupa KIP Kuliah. Menurutnya upaya tersebut memainkan peran krusial, agar mereka tidak terbebani isu keuangan untuk melanjutkan pendidikan.
“Bagi mahasiswa penerima KIP Kuliah, mungkin mereka masih memiliki jaminan. Tapi bagaimana dengan mereka yang kuliah secara mandiri? Orang tua mereka tidak mungkin mencari nafkah dalam kondisi bencana seperti ini,” imbuhnya.
Baca: Ganjar Tegaskan Petani Harus Sejahtera Jika Ingin Hapus Kartu Tani
Oleh karena itu, ia berharap bencana erupsi Gung Lewotobi tersebit dapat menjadi momentum penting menuju pendidikan yang lebih adil dan merata di seluruh Indonesia dan menjadi ujian sekaligus peluang bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di daerah tertinggal.
“Erupsi ini adalah pengingat bahwa pemerataan pendidikan bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Kita harus bergerak cepat agar tidak ada anak Indonesia yang kehilangan masa depan hanya karena tempat lahirnya di pelosok negeri,” tandasnya.