Tanjungpinang, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI My Esti Wijayati meyakini dampak wabah virus corona asal negara China tak akan mempengaruhi kinerja pariwisata di Indonesia.
Meskipun, dia tak menampik bahwa sampai sejauh ini turis Negeri Tirai Bambu tersebut masih mendominasi kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Baca: Waspadai Virus Corona, Pemerintah Diminta Siapkan RS Khusus
"Saya pikir kendala-kendala seperti itu bisa diatasi, karena saat ini kita tak lagi berbicara sekian banyak kunjungan wisatawan, tapi lebih kepada nilai/pendapatan yang bisa diberikan kepada masyarakat melalui devisa," kata Esti Wijayati di Tanjungpinang, Kepri, Jumat (24/1).
Dia katakan, paradigma baru itu kini telah diaplikasikan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Paradigma baru dimaksud ialah tak lagi menghitung kualitas kunjungan turis, melainkan kuantitas yang diberikan untuk Indonesia.
Upaya yang dilakukan seperti bagaimana turis asing bisa menginap lebih lama atau memperbanyak belanjanya untuk meningkat perekonomian masyarakat.
"Terkait pelayanan masyarakat kita ke wisman juga sangat penting. Agar mereka betah di Indonesia," tuturnya.
Terkait virus corona, kata dia, sedikit banyak memang akan berpengaruh terhadap kunjungan wisman dari China ke Indonesia.
Namun, politisi PDI Perjuangan itu menegaskan yang perlu jadi pertimbangan saat ini ialah masih banyak negara lain yang berpotensi lebih besar menyumbangkan pendapatan di sektor pariwisata bagi Indonesia.
"Bukan berarti wisman China tidak penting, tapi berdasarkan data-data terakhir, besaran yang dibelanjakan di Indonesia didominasi wisman negara-negara Eropa," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyebutkan virus corona yang menjadi kekhawatiran negara-negara dunia belum masuk ke Indonesia.
Baca: Pemprov Sulut Siap Tingkatkan Penerbangan ke China
Meski belum masuk ke wilayah Indonesia, namun pemerintah telah melakukan langkah antisipasi beredarnya virus tersebut di Tanah Air.
"Menkes sudah mengambil langkah-langkah, khususnya di airport. Ada upaya preventif dengan instrumen-instrumen tertentu untuk mendeteksi atas orang-orang yang masuk ke dalam, khususnya dari luar (negeri). Nanti ada perlakuan (khusus) kalau memang ada indikasi yang bersangkutan," kata mantan Panglima TNI ini.