Jakarta, Gesuri.id - Sebanyak 191 Pohon di di sekitar Monumen Nasional (MONAS) telah ditebang sejak akhir tahun 2019 dalam rangka rencana revitalisasi kawasan Monas. Hingga kini nasib 191 pohon bersejarah yang ditebang dengan menelan anggaran APBD sebesar Rp71 miliar tersebut tidak dapat diketahui keberadaannya.
Baca: Prasetyo Akan Pidanakan Ancol Jika Rp1,2 T Untuk Formula E
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mengatakan pada tahun 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjanjikan akan mengganti dengan sejumlah pohon yang baru sebanyak 573 pohon.
Faktanya, meskipun pohon pohon tersebut tidak dapat menggantikan 191 pohon bersejarah, hingga kini baik jumlah pohon serta lokasi penanamannya belum juga dapat diketahui.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memberi penjelasan kepada publik, tujuan Revitalisasi Monas. Sehingga harus mengorbankan 191 pohon yang memiliki nilai sejarah dan banyak diantaranya merupakan pohon pohon yang ditanam oleh para diplomat dari negara sahabat sebagai simbol perhatian kepada keperdulian lingkungan hidup yang kian hari semakin rusak.
"Kini simbol tersebut tidak dapat serta merta digantikan oleh sesuatu yang tidak punya makna setara dengan simbol yang telah hilang," ujarnya, Selasa (28/12).
Baca: Penolakan Gereja GKI Citraland, Yordan Ingatkan Pancasila
Untuk itu, pasca ditetapkannya Ancol sebagai lokasi balapan Formula E, Fraksi PDI Perjuangan DKI Jakarta meminta kepada pihak penyelenggara agar tidak melakukan kesalahan yang sama dengan Monas yaitu melakukan pembangunan dengan sembarangan tanpa memperhatikan lingkungan di wilayah tersebut.
Gembong menjelaskan Fraksi PDI Perjuangan sejak awal tetap konsisten meminta transparansi terkait Penyelengaraan Formula E ini yang telah menghabiskan anggaran APBD sebesar Rp560 Milyar sekaligus meminta Studi Kelayakan Penyelenggaraan Formula E di Ancol yang rencananya akan digelar tahun 2022.