Tasikmalaya, Gesuri.id - Mantan Kadiv Humas Polri Irjen Pol. (Purn) Anton Charliyan menegaskan sikap tegas negara diperlukan dalam menindak siapapun yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain.
Ketegasan negara itu, ujar Anton, bisa diwujudkan melalui instrumen negara seperti aparat Kepolisian dan TNI.
"Oleh sebab itu, penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu, pendidikan bela negara di lingkungan masyarakat juga harus diperkuat untuk membentengi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh radikalisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI," tegas Anton.
Baca: Anton Dukung Perda Anti Radikalisme di Garut
Faktanya, sambung Anton, radikalisme di masyarakat Indonesia itu ada. Sehingga itu menjadi tanggung jawab semua pihak untuk membentengi NKRI dengan jiwa bela negara.
Masyarakat Indonesia, ujar mantan Kapolda Jabar itu, harus dibekali pemahaman tentang bahaya radikalisme dan sikap intoleransi yang memadai. Masyarakat juga harus memiliki jiwa bela negara yang diperkokoh oleh keberanian.
"Perlu di garis bawahi bersama, bahwasannya populasi Muslim di Indonesia adalah notabene terbesar di dunia. Dan dalam praktik keagamaan, Islam di Indonesia secara arus utama cenderung bersifat moderat dan toleran," ujar Anton.
Anton Charliyan menegaskan bahwa Negara harus tegas dalam penanganan secara masif radikalisme dan sikap intoleransi antar umat beragama
Ketegasan itu, lanjut Anton, harus dilakukan kepada tiga jenis kelompok.
"Pertama, adalah kelompok tertentu yang notabene bermaksud mengganti Pancasila dan UUD 1945 dengan sistem lain, seperti Sistem Khilafah dan Negara Islam Indonesia," ujarnya.
Baca: Hadapi Radikalisme, Gus Mis Minta Kader Jadi Jubir Pancasila
Kedua, papar Anton, kelompok tertentu yang bersifat ekstrem, yang bukan saja tak segan menggunakan cara-cara kekerasan, tapi juga memaksakan kehendak bahkan melakukan praktik terorisme.
"Dan terakhir atau ketiga, kelompok yang sebenarnya justru memiliki sikap dan nilai-nilai antidemokrasi. Oleh karenanya masyarakat harus ditanamkan sikap dan mental keberanian untuk keras terhadap diri sendiri, sehingga terbentuk mental dan jiwa yang setia kepada Ideologi Pancasila demi keutuhan NKRI dalam bingkai Kebhineka Tunggal Ikaan," papar Anton.
"Disaat kita bisa menghindarkan diri dari pengaruh negatif, terutama yang mengarah pada sikap radikal dan intoleran, maka kita juga akan bisa menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman kehancuran bangsa," pungkas Budayawan Sunda itu.