Ikuti Kami

Nilai Pancasila: Tantangan dan Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Putra Nababan mengatakan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terus menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai Pancasila: Tantangan dan Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Angota DPR Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan.

Jakarta, Gesuri.id – Angota DPR Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengatakan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terus menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, di tengah arus globalisasi dan modernisasi, tantangan untuk tetap konsisten menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari semakin kompleks. Keberpihakan pada Pancasila bukan hanya sekadar wacana, tetapi memerlukan aksi nyata dalam setiap aspek kehidupan.

"Keberpihakan pada Pancasila berarti memegang teguh nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Di era digital seperti sekarang, di mana informasi menyebar dengan cepat, seringkali nilai-nilai tersebut tergerus oleh kepentingan kelompok atau individu tertentu. Misalnya, maraknya ujaran kebencian dan hoaks di media sosial menunjukkan betapa pentingnya kembali mengedepankan nilai-nilai Pancasila, terutama sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," kata Putra Nababan, (5/3) di Jakarta.

Baca: Ganjar Pranowo Mempertanyakan Klaim Sawit Sebagai Aset Nasional

Putra melihat bahwa keberpihakan pada Pancasila harus dimulai dari kesadaran individu. Setiap warga negara perlu memahami bahwa Pancasila bukan hanya simbol, tetapi juga cara hidup yang harus diterapkan dalam interaksi sehari-hari."Implementasi nilai Pancasila dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti menghormati perbedaan pendapat, membantu sesama, dan menjaga kebersamaan dalam masyarakat. Di lingkungan keluarga, orang tua dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak melalui contoh nyata, seperti mengajarkan toleransi dan kejujuran," ujarnya.

Di tingkat masyarakat, gotong royong yang merupakan salah satu manifestasi dari sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia masih relevan untuk dihidupkan kembali. Misalnya, kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan atau membantu tetangga yang membutuhkan.

Baca: Ganjar Pranowo Harap Masalah Gas Melon Cepat Tuntas 

Adapun, tambah Putra, tantangan terbesar dalam menerapkan nilai Pancasila saat ini adalah pengaruh globalisasi yang membawa nilai-nilai individualistik dan materialistik. Banyak generasi muda yang mulai melupakan pentingnya gotong royong dan lebih mementingkan kepentingan pribadi. Selain itu, polarisasi politik yang semakin tajam juga mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. "Kita harus terus menggalakkan pendidikan Pancasila, baik di sekolah maupun di masyarakat. Pancasila harus menjadi filter dalam menghadapi arus globalisasi," tandasnya 

Agar nilai-nilai Pancasila tetap hidup dan relevan, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Pendidikan karakter berbasis Pancasila harus diintensifkan, sementara media massa juga diharapkan dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai positif yang selaras dengan Pancasila. Dengan demikian, keberpihakan pada Pancasila bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Hanya dengan cara ini, Indonesia dapat tetap teguh sebagai bangsa yang berkarakter dan berdaulat di tengah tantangan zaman.

Quote