Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono mengkiritisi program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dinilai gagal.
Pasalnya, keberhasilan Program Petani Milenial hanya 30 persen.
Ono, bukan karena konsepnya yang salah, tetapi pelaksanaannya jauh dari konsep awal.
Baca: Ono Gelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kabupaten Cirebon
Selain itu, lanjut Ono, terdapat sejumlah permasalahan yang tidak diindahkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Diantaranya tanah yang disediakan hanya 0,2 ha dan belum ada irigasinya, permodalan yang tidak dikelola langsung oleh petani, off taker yang menghilang dan pendampingan dari penyuluh yang tidak berjalan.
"Program Petani Milenial akhirnya hanya fokus dihilirisasi yang ujungnya juga tidak berjalan dengan baik, dibuktikan dengan sepinya outlet produk Program Petani Milenial," ucap Ono di Jakarta, Senin (13/3).
Lebih lanjut, Ono mengatakan, Pemprov Jabar tidak menyiapkan program pada sektor hulu pertanian. Padahal, persamalah tersebut menjadi dasar pertanian.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jabar ini menduga, Pemprov Jabar hanya mengandalkan program dari Kementerian Pertanian.
Sehingga, kata dia, semua kebutuhan untuk menjalankan program itu hanya bersumber dari hutang pada Bank BJB, yang mengakibatkan bengkaknya biaya produksi
"Padahal apabila pendapatan petani dalam 1 bulannya mencapai 3-4 juta, maka regenerasi tidak akan masalah lagi," tuturnya.
Baca: Bambang DH Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Surabaya
Selain itu Ono menambahkan, sejatinya program Petani Milenial dapat menjadi pemicu bagi generasi muda untuk mau bertani.
Sebab, lanjut Ono, regrenerasi petani sangat diperlukan. Pasalnya, petani merupakan garda terdepan dari kebutuhan pangan menjadi sangat fundamental.
"Regenerasi Petani akan berjalan bila diikuti dengan konsistensi pemerintah dalam menjalankan program yang menyelesaikan masalah dasar pertanian, yaitu lahan, irigasi, sarana prasarana, regulasi, kelembagaan, permodalan dan hilirisasi," kata Ono.