Batu, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan, Dr. Ahmad Basarah, M.H. mengatakan Bung Karno, dalam pidato Pancasila 1 Juni 1945 menjelaskan bahwa hendaknya negara Indonesia menjadi sebuah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhan-nya masing-masing dengan leluasa.
Baca: Usut Tuntas Direksi TransJakarta Nonton Tarian Perut !
Bahwa tafsir terhadap ideologi Pancasila, lanjutnya, tidaklah bisa secara semena-mena diterjemahkan begitu saja, termasuk bagaimana Pancasila oleh sebagian golongan dimaknai sebagai produk thogut dan kafir.
Pandangan seperti ini, terjadi akibat penyimpangan atas sebuah fakta dan realitas sejarah.
Bahwa Pancasila tidak hanya dirumuskan oleh golongan kebangsaan aja, namun golongan Islam juga turut aktif dan menyepakati dan merumuskan nilai-nilai Pancasila.
“Pancasila Bangsa Indonesia, menarik garis demarkasi yang sangat tegas, yang membedakan paham atheisme yang berlaku di negara komunis. Dengan ini, Negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila, tidak sepaham dengan prinsip atheisme,” bebernya saat menjadi pemateri Pendidikan Kader Madya yang digelar Badiklatda PDI Perjuangan Jawa Timur di Wisma Perjuangan, Oro-oro Ombo, Kota Batu, Jumat (10/12).
Baca: 248 Kecelakaan Transjakarta, Ada Ancaman ke Sopir
Sebab itu, ia meminta para peserta Pendidikan Kader Madya DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tidak hanya menjadikan kegiatan ini sebagai agenda serimonial semata.
“Marilah kita jaga dan kita sebarkan, bahwa Pancasila adalah nafas dalam kehidupan berpartai, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kita. Mari kita warisi api perjuangan para pendahulu bangsa kita, jangan kita warisi abunya,” pungkas Basarah. Dilansir dari pdiperjuanganjatim.