Jakarta, Gesuri.id - Politikus Senior PDI Perjuangan Panda Nababan mengungkapkan pesan nonverbal Presiden RI ke-2 Soeharto saat memarahi menterinya atau mengusir tamunya, cukup dengan memperlihatkan ekspresi saja.
Baca: Tina Toon: Pemprov DKI Boros Rp1,75 Miliar Untuk Baju Dinas
"Saya pernah tanya Sultan Hamengkubuwana, 'apa kelebihan Pak Harto dari Pak Sultan?' Dia bilang, 'dia punya signal yang saya tidak punya.' Apa itu? Dia bisa menunjukkan suatu ekspresi wajah terhadap orang itu, bahwa, 'aku tidak suka kalau kau bicara ini'," ujar Panda Nababan dalam program Adu Perspektif bertajuk 'Ada Apa di Balik Pesan Nonverbal Elite Politik?', yang disiarkan detikcom, Rabu (30/3). (link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=7vm69zhnBds)
"Dia bisa punya satu gerakan menutup dia punya diary, mengusir tamunya atau memasukkan bolpoin. Itu pertanda, 'pembicaraan ini selesai'," sambungnya.
Kemudian, Panda Nababan mengungkapkan cara Soeharto untuk mengusir tamunya. Panda mengatakan Soeharto akan menanyakan soal durasi waktu perbincangan yang telah dilakukan.
"Terus dia bilang, 'tadi sudah berapa lama berbicara dengan saya?' 'Satu setengah jam.' Itu dia punya signal untuk mengusir tamu ini," tutur Panda.
Panda mengatakan, masa jabatan menteri yang tidak paham dengan 'kode' Soeharto itu pasti tidak berlangsung lama. Dia turut membeberkan sosok-sosok yang ahli menerjemahkan ekspresi Soeharto hingga 'tukang pukul'-nya.
"Orang-orang yang bisa mengerti itu, ada menteri yang nggak bisa itu, nggak lama dia. Nah yang jago menerjemahkan senyuman Soeharto, gerakan Soeharto, Soedharmono. Jadi habis ketemu Pak Harto sudah nunggu dia di luar. Dia yang menerjemahkan. Jadi ini periode model-model begini tidak ada pada Jokowi. Siapa tukang pukul dia? Ada Benny Moerdani, siapa apa dia? Ada Sudomo. Siapa apa dia? Ada Jenderal Soemitro, ada Yoga Sugama," terangnya.
Baca Megawati: Pernyataan Soal Harga Minyak Goreng Dipolitisasi
Panda Juga menyinggung hal-hal seperti itu tidak dimiliki Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hanya, menurut Panda, Jokowi punya cara sendiri dalam berpolitik hingga bisa 'mengalahkan' lawan politiknya.
"Jokowi tidak punya. Tapi dalam perjalanan periode, jatuh semua, bisa dia taklukan semua lawan politik dia. Dan bisa bikin mayoritas di DPR bisa jadi koalisi dia, itu dahsyat. Tanpa intimidasi. Kita harus akui bahwa play politic dia mengagumkan," imbuh Panda Nababan.