Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI Paramitha Widya Kusuma mengungkapkan keprihatinannya atas terjadinya kebakaran tangki BBM di RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3).
Menurut Paramitha, kebakaran yang cukup besar ini hampir mirip dengan kejadian kebakaran yang sama di RU IV Cilacap beberapa tahun yang lalu. Namun, Paramitha bersyukur bukan operasi kilangnya yang terbakar, walaupun tetap harus di shutdown.
"Seperti kita ketahui bahwa BBM yang diproduksi oleh Kilang Balongan ini sangat strategis, karena akan disalurkan untuk kebutuhan DKI sebagai Ibu kota negara. Namun demikian, saya masih optimis bahwa distribusi BBM ke Jakarta tidak akan berpengaruh banyak karena cadangan BBM yang ada di Terminal BBM Balongan dan Plumpang masih aman punya cadangan lebih dari 8 hari, dari cadangan BBM pertamina yang untuk sekitar 20 hari," ujar Paramitha, dalam keterangan resminya, Senin (29/3).
Baca: Paramitha Minta Dirjen Minerba Ungkap Persoalan e-PNBP
Politisi PDI Perjuangan itu pun percaya, bahwa para pekerja kilang Balongan sangat berpengalaman untuk mengatasi kebakaran seperti ini. Dan itu semua tak lepas dari Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) atau kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang diterapkan oleh Pertamina.
Dengan begitu, para pekerja pun bisa segera melakukan berbagai perbaikan di RU VI Balongan.
"Yang paling penting untuk manajemen Pertamina, khususnya Dirut Pertamina adalah pertama, harus segera memerintahkan kepada GM RU VI Balongan untuk mencari penyebab kebakaran ini. Apakah karena human eror, apakah karena petir sebab sewaktu kebakaran di Balongan sedang terjadi hujan deras dengan petir, atau kelalaian manajemen untuk melakukan TA (Turn Around), yakni perbaikan besar kilang terrencana tidak dilakukan tepat waktu sehingga ada kerusakan kilang yang tidak terdeteksi, misalnya dinding kilang yang sudah keropos karena proses kimiawi yang terus menerus, dan kemungkinan lainnya," papar Paramitha.
Kemudian langkah kedua, Paramitha meminta agar manajemen kilang secara terus menerus dan berkelanjutan (continous improvement) meningkatkan kehandalan kilangnya.
Dan langkah ketiga, adalah menunjukkan kepedulian total untuk memberikan jaminan kepada masyarakat yang menjadi korban kebakaran, seperti biaya pengobatan dan biaya pasca pengobatan.
"Langkah keempat, jangan abai memberikan bantuan makanan, pakaian hingga tempat evakuasi untuk masyarakat sekitar yang terdampak dari musibah ini," ujar Paramitha.
Dan langkah kelima, menurut Paramitha adalah diperlukan peringatan kepada manajemen Pertamina agar tidak menzalimi para karyawannya.
Baca: Premium Dihapus, Paramitha Minta Pertamina Tak Bodohi Rakyat
Paramitha menuturkan, berdasarkan pengalaman dan diskusinya dengan para pekerja Pertamina, terungkap bahwa kilang itu memiliki "roh" dan sudah "bersenyawa" dengan para pekerjanya yang sudah bekerja puluhan tahun.
"Bila pekerjanya dizalimi dan tidak nyaman, itu sering kali kilangnya juga ikut menunjukkan reaksi tertentu. Jadi silahkan manajemen Pertamina melakukan interospeksi apa yang sudah manajemen lakukan kepada para pekerjanya. Segera perbaiki dan berkolaborasi dengan para pekerjanya untuk kemaslahatan masyarakat," seru Paramitha.
Paramitha pun yakin bahwa GM MOR II untuk wilayah DKI-Jabar-Banten juga akan berjuang melakukan improvement dalam hal distribusi BBM.
"Hal itu agar DKI dan sekitarnya tidak terganggu pasokan BBM nya," ujar Paramitha