Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa masalah pendidikan di Tanah Air menjadi perhatian serius partainya.
Baca: Sekjen Hasto: PDI Perjuangan Punya Disiplin Berorganisasi
Pasalnya, Hasto menyebut, PDI Perjuangan melihat adanya praktik-praktik yang tak sesuai dalam upaya memajukan bangsa lewat pendidikan. Hal ini terlihat bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tertinggal dari Singapura.
Padahal, kata Hasto, Indonesia dengan keanekaragaman dan kekayaannya mampu mengembangkan iptek dengan cepat.
"Sumber daya alam kita jauh lebih mampu tapi kenapa Singapura di atas kita? PDI Perjuangan menyiapkan kepemimpinan teknokratik karena akselerasi bangsa tidak bisa tanpa kemajuan pendidikan dan teknologi," kata Hasto saat sambutan dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (28/10).
Untuk menciptakan pemimpin ke depan, Hasto menilai perlunya membenahi sistem pendidikan di tanah air.
Untuk itu, PDI Perjuangan mendorong agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) membenahi sistem pendidikan agar Indonesia dapat berkembang menjadi negara yang lebih baik.
Karena, Hasto pihak mensinyalir adanya upaya-upaya praktik radikalisme yang coba disusupkan ke dalam pendidikan di Indonesia.
"Kami mendorong untuk memimpikan, Pak Jokowi melalui Menteri Pendidikan kepada Nadiem Makariem, agar secepatmya membenahi dunia pendidikan kita. Sehingga dunia pendidikan tidak diwarnai praktik-praktik intoleransi. Dunia pendidikan tidak diwarnai oleh praktik-praktik yang sedang mempersoalkan bajunya apa. Sekarang sering muncul," ucap Hasto.
"Bahkan dunia pendidikan menjadi ajang dari berbagai pengaruh-pengaruh untuk bekerjanya pemikiran pemikiran yang digerakkan oleh radikakisme sempit, ideologi kegelapan. maka mari kita perluas kembali wawasan kebangsaan itu," sambungnya.
Hasto kemudian menyinggung negara Tiongkok yang saat ini lebih maju dari Indonesia setelah mengikuti Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Padahal, sebelumnya Tiongkok jauh tertinggal di bawah Indonesia sebelum mengikuti Konferensi Asia Afrika.
Untuk itu, Hasto mengatakan pembenahan dunia pendidikan di tanah air menjadi kunci keberlanjutan bangsa menghadapi tantangan ke depan.
Baca: Sekjen Hasto: Gelora Sumpah Pemuda Tangkal Politik Identitas
"Kita melihat bagaimana Tiongkok menampilkan kebesarannya, sebagai bangsa yang diperhitungkan secara politik di dunia internasional, secara ekonomi, kebudayaan termasuk prestasi olahraga yang luar biasa, kekuatan perekonomian luar biasa," kata Hasto.
"Saat ini pendidikan kita pada masuk peringkat 143, dibandingkan Singapura yang ada 11," jelasnya.