Bandung, Gesuri.id - Fraksi PDI Perjuangan Jawa Barat mendorong pemerintah pusat untuk memerhatikan pusat penelitian kelautan dan perikanan yang berada di kawasan Pelabuhan Cikidang, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.
Pasalnya, tempat yang bernama Pangandaran Integrated Aquarium and Marine Research Institute (PIAMARI) sejak dibangun 2017, tak kunjung beroperasi atau dibuka untuk umum.
Sekretaris Komisi II DPRD Jawa Barat R Yunandar Rukhiadi Eka Perwira mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memberi atensi kepada tempat yang memiliki akuarium terbesar di Indonesia dan Asia tersebut.
Baca: Gandeng KKP, Ansy Gelar Pelatihan Pengolahan Produk Ikan
“Pemerintah pusat harusnya lebih memerhatikan tempat ini, karena tak hanya menampilkan banyak jenis ikan, di sini juga menjadi lokasi untuk melakukan penelitian,” kata Yunandar, saat meninjau lokasi, Selasa (30/8).
Yunandar menilai, tempat ini sangat strategis untuk kepentingan nasional mengingat sebagian besar wilayah Indonesia berupa lautan. Pasalnya, melalui tempat ini, pemerintah bisa melakukan penelitian untuk memanfaatkan potensi yang ada di laut, yang berujung dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Kami sangat mendorong agar tempat ini menjadi salah satu pusat edukasi dan penelitian sumber daya kelautan. Maka itu, kami mendorong agar tempat ini masuk ke dalam program prioritas pemerintah pusat,” tukas Yunandar.
Yunandar berharap, PIAMARI bisa menjadi seperti Sea World yang terletak di Jakarta. Namun, PIAMARI dapat menjadi lebih lengkap dengan adanya tempat penelitian. Terlebih, ada ribuan jenis ikan di lokasi ini yang bisa diteliti lebih jauh lagi.
“Kami tidak melihat ada kendala yang signifikan, mungkin karena belum menjadi program yang prioritas dari pemerintah pusat. Tapi kami akan membahas bersama pemerintah pusat mengenai ini. Karena tempat ini akan bisa menjadi daya tarik wisata baru di Pangandaran,” ucap Yunandar.
Di tempat sama, anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Nia Purnakania memandang, infrastruktur yang belum baik, utamanya di akses menuju lokasi, menjadi salah satu kendala tempat ini belum tertata, bahkan dikenal masyarakat. Oleh karena itu, dirinya mendorong agar jalur menuju lokasi diperbaiki.
“Seperti kita lihat tadi, akses menuju ke lokasi cukup sulit. Untuk jalan raya sudah bagus, sementara untuk akses menuju PIAMARI ini masih butuh banyak perbaikan,” imbuh Nia.
Baca: Sudin Kecewa Akan Kinerja Kemenkeu dan Bappenas
Nia mengharapkan, PIAMARI ini tak hanya menjadi pusat riset dan edukasi, namun bisa dinikmati oleh masyarakat banyak. Oleh karena itu, dirinya mendorong tempat ini lebih diperindah untuk menarik masyarakat umum dan wisatawan.
“Mungkin bisa ditambah ornamen-ornamen yang menarik juga sarana prasarana untuk mendukung penelitian dan merawat ikan-ikan yang ada di tempat ini,” imbuh Nia.
Koordinator PIAMARI, Donal Manurung menyebut, tempat ini memiliki 5.000 ikan yang terdiri dari berbagai jenis. Dia pun berharap ada perhatian pemerintah mengingat perawatan hewan laut sebanyak itu membutuhkan biaya tak sedikit.
“Tapi kami tetap lakukan perawatan ikan sesuai SOP (standar operasional prosedur). Karena bila ikan-ikan ini tak dirawat dengan semestinya, mereka bisa mati semua,” ungkapnya.