Jakarta, Gesuri.id - Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta memastikan bahwa program sarapan gratis tidak akan tumpang tindih dengan program makan bergizi gratis (MBG) yang saat ini sedang berjalan.
"PSG (Program Sarapan Gratis) adalah bagian dari pendukung program MBG, jadi bisa dipastikan tidak ada tumpang tindih program," kata Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Dwi Wijayanto Rio Sambodo, kepada wartawan.
Rio menjelaskan bahwa Pramono-Rano akan menggunakan metode yang berbeda dengan program MBG, dimana program sarapan gratis ini akan berbentuk subsidi untuk sekolah-sekolah. Nantinya, sekolah diminta bekerja sama dengan UMKM dan kantin sekolah.
Baca: Ganjar Tegaskan Seluruh Kader PDI Perjuangan Taat Pada Aturan
"Karena Pemerintah Mas Pram-Bang Doel memberikan fasilitasi untuk program sarapan dengan mekanisme yang berbeda dari MBG, yang mengutamakan kemandirian sekolah. Pemprov Jakarta akan memberikan subsidi kepada sekolah-sekolah, dan sekolah pun akan diminta untuk bekerja sama dengan unsur-unsur di sekitar sekolah, seperti UMKM, kantin sekolah, maupun komite sekolah," terangnya.
Rio menambahkan bahwa fraksi PDI Perjuangan juga mendukung sepenuhnya gagasan memulai program sarapan gratis di wilayah padat penduduk dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurutnya, masyarakat tersebut seharusnya menjadi prioritas awal.
"Setelah itu, program ini akan dilanjutkan untuk seluruh pelajar di Jakarta," tambahnya.
Anggota Komisi B tersebut meyakini bahwa program sarapan gratis ini adalah langkah yang tepat untuk membantu pemenuhan gizi siswa sekaligus mengurangi beban biaya pendidikan yang dikeluarkan orang tua. Ditambah lagi, dengan APBD Jakarta tahun 2025 yang mencapai Rp91,34 triliun, program ini dipastikan dapat didukung.
Baca: Ganjar Sebut Kritik Prabowo yang Maafkan Koruptor
"Jakarta dianggap memiliki kemampuan anggaran untuk dialokasikan ke program unggulan seperti sarapan gratis ini. APBD Jakarta tahun 2025 sebesar Rp91,34 triliun, belum lagi jika dilihat dari potensi Corporate Social Responsibility (CSR)," ucap Rio.
Meski demikian, PDI Perjuangan mendorong agar dibangun sistem pengawasan yang komprehensif selama program sarapan gratis berjalan. Rio juga mengusulkan agar menu sarapan gratis mengutamakan masakan khas Betawi.
"Kami juga mengingatkan untuk membangun sistem pengawasan yang komprehensif dan berkelanjutan, melibatkan seluruh stakeholder terkait, serta melakukan simulasi pelaksanaan. Selain itu, variasi menu, misalnya dengan mengutamakan masakan khas nusantara, khususnya Betawi, yang tentunya memenuhi unsur gizi yang seimbang," jelasnya.