Bandung, Gesuri.id – Politisi PDI Perjuangan dari Dapil Jabar 1 (Kota Bandung, Kota Cimahi), R Yunandar Eka Perwira menyoroti Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Faktanya, lanjutnya, mimpi masyarakat Jawa Barat terhadap bandara tersebut belum sepenuhnya bisa terwujud.
Baca: Ineu Sambut Baik Pembangunan Asrama Haji Kertajati
“Sampai hari ini kan, kitu-kitu keneh (gitu-gitu aja) kalau melihat ya, sangat lambatlah, untuk ukuran sebuah bandara internasional. Bandingkan, misalnya dengan Nyi Yogyakarta International Airport. “Baru dibuka, sudah langsung efektif berjalan,” kata dia, dilansir dari realitarakyat.com, Selasa (10/9).
Sementara itu, mimpi Jawa Barat punya bandara internasional sendiri sebenarnya sudah terwujud dengan berlangsungnya inaugural flight perdana pada 23 Maret 2018. Itu kemudian ditindaklanjuti dengan dialihkannya penerbangan domestik dan internasional dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB Kertajati pada 1 Juli 2019.
“Teman-teman yang bisa menilainya sendiri, seharusnya itu sudah sesuai dengan mimpi Jawa Barat, sebagai bandara yang bisa mempercepat ekonomi Jawa Barat di bagian timur dan menjadi bandara internasional atau tidak,” kata Yunandar, Senin (9/9).
Ia mempertanyakan kenapa Yogyakarta bisa, tetapi Jabar tidak, semua tidak tidak lain dikarenakan Nyai dibangun dengan perencanaan yang matang. Sehingga, begitu beroperasi keberadaannya bisa langsung mendukung pariwisata Yogyakarta secara keseluruhan.
Baca: Konektivitas Bandara Kertajati, Tol Cisumdawu Rampung 2020
“Nah, kita itu tidak punya agenda yang sifatnya terintegrasi seperti itu. Ketika bangun bandara, tos we (udah aja), bandara wungkul (bandara aja), gitu. Padahal seharusnya dia itukan bisa ikut mengembangkan perekonomian kawasan,” ungkap Yunandar, yang pada periode 2014-2019 berada di Komisi II.
Yunandar selanjutnya bertanya, di Jabar apakah aerocity segera dibangun saat proses pembangunan bandara berjalan, untuk pusat logistik, misalnya. “Belum kelihatan apapun sampai sekarang. Apakah untuk pusat pemerintahan, apalagi. Tidak ada apa-apanya,” pungkasnya.