Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan selama awal pemerintahannya sangat penting dilakukan sebagai landasan bagi bangsa Indonesia untuk memenangi kompetisi antarnegara.
Pria yang kembali diusung PDI Perjuangan sebagai Capres dalam Pilpres 2019 ini mengatakan pemerintah selama setahun ini memang melakukan tahapan besar yang pertama yakni menyiapkan pondasi infrastruktur dalam rangka kompetisi dan persaingan.
Baca: Jokowi: Membangun Negara Tidak Mungkin Instan
"Kenapa jalan tol dibangun, baik di Jawa maupun luar Jawa. Airport dibangun. Airport yang sudah ada diperluas lagi. Pelabuhan dibangun. Pelabuhan besar, kecil, maupun pelabuhan sedang. Ya karena itu merupakan 'basic' landasan," katanya saat memberikan pengarahan kepada siswa Taruna Nusantara Tahun 2018 di Istana Negara Jakarta, Senin (9/4).
Dengan pemikiran itu, kata Jokowi, dirinya merintis dilakukannya pembangunan infrastruktur di Tanah Air sebagai fundamental pembangunan yang bertahap.
"Berpikir seperti tadi, kalau yang pondasinya saja belum diselesaikan, jangan berpikir advanced robotic, berpikir artificial intelligent, jangan berpikir internet of think, kalau urusan yang sangat fundamental saja belum kita kerjakan," katanya.
Baca: Jokowi: Tidak Mungkin Saya Menambah Utang dalam Jumlah Besar
Kader PDI Perjuangan itu mencontohkan, pelabuhan besar di Sumatra yang saat ini masih dalam proses yakni Kuala Tanjung diharapkan bisa menampung kapal-kapal besar untuk masuk.
Selain itu, Pelabuhan Tanjung Priok juga diperluas agar kapal sebesar apapun bisa masuk di samping juga Makassar Newport yang juga sedang diperluas.
"Dibangun untuk apa? Agar kapal-kapal besar bisa merapat ke sana. Di Sorong kita akan bangun pelabuhan-pelabuhan itu, tanpa itu bahwa 17 ribu pulau yang kita miliki butuh infrastruktur-infrastruktur itu, konektivitas, koneksi antarpulau, provinsi kabupaten, kota memerlukan sarana prasarana," katanya di depan ratusan siswa-siswi SMA Taruna Nusantara.
Hal itu kemudian ditunjang dengan pembangunan pelabuhan-pelabuhan kecil misalnya di Halmahera, Tapaleo, dan lain-lain.
"Pelabuhan kecil tapi diperlukan. Enggak bisa tidak. Pulau enggak ada pelabuhan bagaimana, kita mengantarkan semen, sembako, beras, gula dan bawa dari sana misalnya jagung, palawija, pala, semuanya untuk dijual ke pulau-pulau lain, enggak mungkin. Inilah yang sering saya sampaikan namanya tol laut, mengkoneksikan, menyambungkan antarpulau, antar provinsi kabupaten, kota yang ada di Indonesia," katanya.
Menurut dia, jika tidak ada konektivitas yang baik misalnya di Papua, maka sulit bagi wilayah itu untuk bersaing.
"Bagaimana kita bersaing. Sampai menanak nasi di tepi jalan karena itulah. Itu Merauke, Boven. Kenapa ini perlu dibangun? Sekali lagi ada sebuah pondasi kuat dan negara ini bersaing dengan negara lain," katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Baca: Jokowi Ingin Pekerjaan Daerah Pakai Sistem Padat Karya Tunai
Presiden sekaligus mengajak para siswa tersebut untuk optimistis menatap masa depan bahwa negara ini akan jadi sebuah negara besar.
"Dengan usaha keras, dengan kerja keras, dan kita semuanya meyakini bahwa apa yang saya sampaikan 2045 itu betul-betul Indonesia menjadi negara masuk 5 besar ekonomi terkuat di dunia," katanya.