Semarang, Gesuri.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta pemerintah daerah di 35 kabupaten/kota menerjunkan tim dan aktif memantau harga komoditas sebagai upaya pengendalian inflasi.
"Pengawasan menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHaTi), aplikasi yang telah mengalami empat kali perubahan dan bisa diakses lewat ponsel," kata Ganjar usai memimpin Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jateng di Semarang, Kamis (18/8).
Menurut Ganjar, pengawasan secara komprehensif dan intens juga harus dilakukan terhadap komoditas-komoditas penyebab inflasi.
Baca: Dampak Resesi Ekonomi Dunia, DPR Ingatkan Inflasi Pangan
Kepala daerah beserta jajarannya di kabupaten/kota juga diinstruksikan ikut serta mengawasi serta mengecek perkembangan komoditas dari hulu ke hilir.
"Hal itu guna memeriksa angka produksi komoditas tersebut sehingga kondisi yang terjadi bisa langsung ditanggapi, maka di hulunya kita bisa ngecek berapa produksi sebenarnya. Tinggal kemudian saya minta tolong kawan-kawan di kabupaten/kota, tolong diupdate. Teman-teman bupati wali kota perintahkan tim kecil untuk memantau," ujarnya.
Sebelumnya, Pemprov Jateng mendorong munculnya berbagai inovasi dan terobosan dari pihak terkait guna mengendalikan terjadinya inflasi daerah.
Baca: Ganjar Ajak TP PKK Bantu Atasi Inflasi
"Saat ini sejumlah inovasi berupa aplikasi yang memutus perantara telah dihasilkan, seperti aplikasi Sihati, Regopantes, Oregano, Geotaging, dan E-petani. Melalui aplikasi tersebut, Jateng berupaya menjamin ketersediaan bahan pokok, peningkatan produksi, kelancaran distribusi, serta kecukupan pasokan," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu berharap inovasi dan berbagai terobosan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjaga inflasi, apalagi di Jawa Tengah inflasi komponen bergejolak perlu perhatian dan penanganan lebih, baik dari aspek produksi maupun distribusi agar tak memicu inflasi.