Jakarta, Gesuri.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah kembali mendapat sorotan. Kali ini, kritik datang dari politisi PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, yang menyoroti sejumlah masalah dalam implementasi program tersebut.
"Saya sudah berkali-kali mengingatkan terkait dengan pelaksanaan MBG ini. Saya melihat Pemerintah melaksanakannya dengan cara tidak tepat. Cara yang salah," kata Ferdinand, Minggu (30/3/2025).
Dikatakan Ferdinand, pemerintah menjalankan MBG bukan hanya dengan cara yang kurang tepat, tapi cenderung memperlakukannya seperti proyek yang harus menghasilkan keuntungan.
"Ini adalah motif yang salah dari pelaksana yang ditunjuk oleh Prabowo sebagai Presiden," ucapnya.
Akibatnya, orang-orang kepercayaan Prabowo tidak murni melaksanakannya sebagai sebuah kegiatan sosial yang bertujuan baik terhadap masyarakat.
"Mereka menjadikan ini sebagai proyek yang harus mereka mendapatkan keuntungan. Makanya saya tidak heran ketika KPK melansir ada potongan Rp2000 per paket, MBG ini," sebutnya.
Ferdinand semakin merasa termehek-mehek mendapatkan kabar bahwa terdapat banyak pekerja atau staf dapur MBG menunggak berbulan-bulan.
"Sekarang ternyata banyak pekerja yang tidak mendapat gaji dan harus menderita akibat program ini. Artinya pemerintah tidak serius menyiapkan segala sarana prasarana, infrastruktur untuk kegiatan ini," cetusnya.
Ferdinand menilai, Pemerintah cenderung menganggap sepele dan asal menjalankan program tersebut.
"Karena untuk menggenapi janji politik Prabowo. Kalau kita lihat program MBG ini berjalan seperti apa kadarnya saja, hanya menciptakan kesan sudah berjalan," imbuhnya.
Kata Ferdinand, terdapat banyak kekacauan yang dilihat masyarakat luas pada program unggulan Presiden dan Wakil Presiden itu.
"Di lapangan kalau kita lihat masih semrawut, bahkan ada yang basi, tidak diterima siswa, segala macam," jelasnya.
Ia menekankan bahwa sebagai orang nomor satu di Indonesia, Prabowo mesti mendengar kritik publik untuk melakukan evaluasi pelaksanaan MBG.
"Ini kan memalukan, memberi makan gratis siswa tapi pekerjanya yang melaksanakan pekerjaan ini malah tidak makan," tandasnya.
Ferdinand bilang, dengan melihat sederet catatan buruk pada saat menjalankan program tersebut, evaluasi bisa menjadi langkah penting agar tidak lagi terjerumus dalam masalah.
"Ini dinamakan ironi, maka sistem MBG ini harus segera dievaluasi dan dirubah oleh pemerintah secara benar," pungkasnya.
Sumber: fajar.co.id