Jakarta, Gesuri.id - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menegaskan komitmen pemerintahan Presiden Jokowi untuk mempertahankan kedaulatan dalam sektor kelautan dan perikanan.
Hal itu terbukri dari naiknya stok ikan nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Baca: Jaga Perairan untuk Wujudkan Poros Maritim Dunia
Stok ikan itu naik setelah adanya penenggelaman kapal-kapal asing pencuri ikan di wilayah Indonesia oleh pemerintah.
Susi mengatakan hal itu dalam talkshow Gen Milenial Bicara Pancasila: Kami Kreator, Bukan Pengekor! di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (2/3).
"Sebelum Pak Jokowi menjadi Presiden dan saya diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, stok ikan Indonesia pada 2001 hingga 2013 hanya mencapai kisaran tujuh juta ton akibat penangkapan ikan Indonesia yang banyak dilakukan pihak asing. Tapi kemudian, meningkat setelah penenggelaman menjadi 12,5 juta ton pada 2016," ungkap Susi.
Kemudian, lanjut Susi, pada 2018 stok ikan kembali meningkat menjadi 13 juta lebih. Dampaknya adalah para nelayan lebih mudah mencari ikan dan ekspor pun meningkat.
"Indonesia kini dipandang sebagai negara yang disegani dan ditakuti. Indonesia bahkan menangkap kapal buronan interpol yang melakukan illegal fishing," ujar Susi,seraya mengatakan saat ini Pemerintah telah melakukan penenggelaman terhadap 488 kapal.
Baca: Jokowi-JK Terus Mantapkan RI Jadi Poros Maritim Dunia
Pencapaian itu, lanjut Susi, karena pemerintah berkomitmen kuat menjaga kedaualatan kelautan dan perikanan. Dan komitmen itu diperkuat lagi ketika Presiden Jokowi mengeluarkan Perpres Nomor 44 tahun 2016 yang melarang modal asing dan kapal asing untuk menangkap ikan di wilayah laut Indonesia.
"Dan komitmen serta tindakan pemerintah ini diakui dunia. Buktinya, Foreign Policy memasukkan saya dalam daftar Global Thinkers 2019. Bangga, lulusan SMA kelas 2 seperti saya bisa jadi pemikir dunia, itu berarti pola pikir kita diakui," tuturnya.