Ikuti Kami

Pemkab Bojonegoro Harus Jujur Soal Data Balita Stunting

"Saya dengar Kabupaten Bojonegoro masuk lokus stunting. Sedangkan di sini saya lihat jumlah stunting rendah. Mana yang benar?”.

Pemkab Bojonegoro Harus Jujur Soal Data Balita Stunting
Anggota Komisi C DPRD Bojonegoro dari Fraksi PDI Perjuangan, Natasha Devianti menyoroti serius perbedaan data angka balita stunting di Bojonegoro antara pemkab dengan pemprov. 

Bojonegoro, Gesuri.id - Anggota Komisi C DPRD Bojonegoro dari Fraksi PDI Perjuangan, Natasha Devianti menyoroti serius perbedaan data angka balita stunting di Bojonegoro antara pemkab dengan pemprov. 

Baca: Bulan Bung Karno, Mega Minta Kader Turun dan Bersama Rakyat

Sebab, lanjutnya, akurasi data menjadi titik awal dalam penanganan stunting secara menyeluruh dan bersama-sama.

Natasha dalam seminar Diseminasi Hasil Penelitian Model Penanggulangan Stunting dì Bojonegoro yang dilaksanakan oleh Fatayat bekerjasama dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Senin (31/5), mengatakan, dirinya menaruh perhatian khusus pada persoalan data stunting.

“Soal stunting, saya concern (menaruh perhatian) soal data. Saya dengar dari kolega saya di provinsi, bahwa Kabupaten Bojonegoro masuk lokus stunting. Sedangkan di sini saya lihat jumlah stunting rendah. Mana yang benar?” kata Natasha Devianti.

Sasa menambahkan, bahwa stunting harus dituntaskan dari hulu ke hilir. Mulai dari birokrasi PKK yang kait berkait dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di pemkab. Soal pendanaan posyandu, dan program pemerintah yang efektif dan efisien tepat sasaran dalam meningkatkan kualitas pelayanan posyandu.

Pemkab Bojonegoro, kata Sasa, seharusnya lebih terbuka dengan semua elemen dalam menangani stunting. “Ayolah kita bareng-bareng, kerja bersama. Kalau memang ada ketidakcocokan data, ayo kita perbaiki sama-sama,” kata dia.

Sasa melanjutkan, sebagai ibu dari seorang balita, dirinya menyadari betapa pentingnya memiliki pemahaman tentang masalah kesehatan ibu dan balita ini.

“Sebagai wakil rakyat di DPRD Bojonegoro, saya berkomitmen akan terus menyuarakan isu kesehatan ini, terutama persoalan stunting yang cukup mengkhawatirkan di Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya.

Menurut perempuan yang akrab dipanggil Sasa ini, Komisi C menaruh perhatian terhadap masalah kesehatan masyarakat, termasuk di antaranya soal stunting.

Baca: Data BPJS Jebol, Badan Siber dan Sandi Negara Gagal!

“Makanya kami mengapresiasi EMCL dan Fatayat karena telah melakukan audiensi kepada komisi C sejak sebelum melakukan penelitian dan ketika penelitian ini menghasilkan rekomendasi,” ucap Sasa.

Namun dia berharap, diskusi ini tidak hanya menjadi wacana dan berhenti pada tataran konsep. “Kita butuh aksi, bukan hanya sekedar diskusi. Meskipun terkadang solusi muncul dari sebuah diskusi yang efektif,” katanya.

Quote