Surabaya, Gesuri.id - Kota Surabaya, Jawa Timur, memasuki era baru pertumbuhan start up atau usaha rintisan dengan berbagai terobosan kreatif berbasis teknologi.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan era baru pertumbuhan start up itu merupakan era di mana belajar mandiri telah dimulai, dan menjadi wirausahawan serta pelaku industri kreatif.
Baca: Risma Minta Guru Lebih Kreatif dalam Mengajar
"Pemkot Surabaya konsisten mendukung pertumbuhan start up ini," katanya, di Surabaya, Kamis (25/10).
Menurut dia, berbagai fasilitas pendukung, mulai dari infrastruktur hingga pelayanan disiapkan bagi para pelaku industri kreatif seperti di bidang infrastruktur, Pemkot Surabaya sudah menyediakan koridor Co-Working Space di Gedung Siola yang menjadi tempat berkumpulnya para pelaku usaha rintisan.
Sedangkan untuk pelayanan, kata dia, Pemkot Surabaya sudah menyediakan berbagai pelatihan dan membantu pengurusan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Bahkan, pemkot juga membantu akses pasar dan juga sangat mendukung program inkubasi dan akselerasi startup kreatif berbasis teknologi.
Risma mengatakan untuk mendukung era baru pertumbuhan start up Surabaya, pihaknya secara bersama-sama membangun dan mengembangkan entrepreneurship dan start up.
Ia memastikan era ini akan menjadi semangat baru bagi seluruh insan, terutama untuk anak muda Surabaya yang menekuni industri kreatif.
"Menjadi entrepreneur adalah sebuah pilihan tepat. Sebab, tantangan anak muda tahun 2040 adalah bagaimana bisa menciptakan sebuah lapangan kerja, bukan mencari pekerjaan," kata Risma.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengatakan untuk menjadi pengusaha tidak perlu menunggu lulus kuliah, namun harus dimulai dari sekarang.
"Apalagi saat ini menjadi pengusaha itu tidak perlu harus memiliki kantor. Jadi, tunggu apalagi, mari bersama-sama kita ubah dan harus dimulai dari sekarang," katanya.
Salah satu pelaku startup di Surabaya yang sekaligus Founder Platform Riliv Audrey Maximillian Herli mengatakan Pemkot Surabaya sangat membantu para pelaku startup untuk berkembang, mulai dari "business networking", "mentoring", "coworking space", kemudahan pembuatan pameran dan promosi.
"Selain itu, terdapat pula fasilitasi hak paten dan HAKI serta bantuan pengurusannya," katanya.
Dengan berbagai fasilitas yang telah diberikan oleh Pemkot Surabaya itu, maka para pelaku industri kreatif bisa memberikan kemudahan akses pasar, dan kesempatan untuk berkolaborasi dengan corporate atau pun start up yang lain.
"Jadi, saat ini iklim entrepreneur dan iklim startup sudah tercipta di Kota Surabaya, sehingga kita tinggal memanfaatkannya," kata dia.
Iklim entrepreneurship yang berkembang pesat itulah yang menjadikan Kota Surabaya terpilih menjadi tuan rumah Startup Nations Summit (SNS) yang akan digelar pada 16-17 November 2018.
Kegiatan bertaraf internasional yang akan digelar di Grand City Convex Surabaya ini akan dihadiri oleh kurang lebih 170 negara di seluruh dunia.
Presiden Global Entrepreneurship Network (GEN) Jonathan Ortmans sebelumnya menilai Kota Surabaya sudah melakukan hal-hal yang luar biasa yang menggabungkan digital dalam mendukung entrepreneurship, termasuk yang dilakukan oleh Risma dalam menurunkan kemiskinan.
Baca: Santri Miliki Peran Penting Perjuangan NKRI
"Surabaya ini kota besar. Saya melihat Kota Surabaya bisa menjadi kota entrepreneur di masa depan. Makanya, dalam acara SNS nanti, akan banyak sekali delegasi dari berbagai negara yang akan melihat secara riil dan mengalami secara langsung dan nyata hal-hal yang lebih dibanding dengan apa yang mereka lihat di Silicon Valey," katanya.
Ia menjelaskan Startup Nations Summit mempunyai misi mendukung entrepreneur, dimana pun dan siapapun di belahan dunia ini.
"Pertemuan di Surabaya ini diharapkan bisa membantu dan menyelesaikan semua permasalahan terkait kewirausahaan," katanya.