Jakarta, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menuding Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak serius dalam menjalankan program penanggulangan banjir. Jakarta dinilai bisa bebas banjir jika janji kampanye Anies itu berjalan optimal.
Menurut Gembong, tidak ada eksekusi program penanggulangan banjir yang konkret dari Anies selama dua tahun ini. Program normalisasi hanya narasi fiksi, tanpa eksekusi yang nyata.
Baca: Banjir Jakarta, Ahok Dirindukan Masyarakat
"Ini menjadi renungan kita bersama, janji kampanye terkait banjir di Jakarta bukan janji mudah untuk dipenuhi, diperlukan pemimpin dengan aksi konkret yang nyata, bukan solusi bersifat pendekatan kata-kata. Janji politik juga harus disertai solusi yang realistis, dan terukur," ujar Gembong.
Padahal, lanjut Gembong, pemerintah pusat sudah coba melakukan kerja sama dalam penanggulangan banjir di Jakarta lewat sodetan kali Ciliwung.
Pemerintah pusat menjalankan operasional sodetan, dan Pemprov DKI membebaskan lahan. Namun, belum ada lahan yang dibebaskan.
"Pak Gubernur harus benar-benar mengerti masalah banjir di Jakarta, perlu ada pembangunan infrastruktur yang efektif dan efisien bukan hanya sekadar enak dipandang, Fraksi PDI Perjuangan merasa bahwa program yang dilakukan selama ini hanya fokus kemasalah estetika atau beautifikasi tanpa memikirkan fungsi dan manfaat," ujar dia.
Fraksi PDI Perjuangan mendesak Pemprov DKI serius menyelesaikan permasalahan banjir yang seharusnya rampung selama dua tahun ini.
"Perlu adaptasi penerapan sistem penanganan banjir seperti masa Pemprov DKI Jakarta tahun 2016 silam yang dinilai efektif, dimana jumlah titik rawan banjir turun dari 480 titik menjadi 80 titik, hanya dalam waktu penanganan selama satu tahun," ucap dia.
Baca: Banjir Jakarta, Anies Dinilai Malu Gunakan Cara Ahok
Banjir melanda sebagian wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Lebak sejak Rabu, 1 Januari 2019. Bencana tersebut disebabkan curah hujan yang tinggi pada Selasa, 31 Desember 2019.
Banjir 'memakan' korban jiwa. Teranyar, sebanyak 43 orang meninggal.
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan masih terjadi hingga Februari 2020. BMKG memperkirakan beberapa hari ke depan Jakarta akan diguyur hujan ekstrem.