Samarinda, Gesuri.id - Wali Kota Samarinda Andi Harun mewacanakan akan merombak Taman Samarendah, termasuk patung Kuda yang dibangun di situ sejak tahun 2019 silam. Wacana itu memunculkan polemik, diantaranya dari anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Anhar.
Alasan Andi Harun mewacanakan perombakan besar-besaran patung Kuda di Taman Samarendah, karena tidak sesuai dengan ikon kebanggaan Kalimantan Timur maupun Samarinda. Di mana ikon yang dikenal adalah Ikan Pesut.
Politisi PDI Perjuangan, Anhar, menanggapi wali kota agar menghentikan rencana pembongkaran patung kuda itu. Apalagi, patung tersebut adalah salah satu legacy dari wali kota Samarinda sebelumnya, yakni Syaharie Jaang. Patung itu dibangun dengan dana CSR (Corporate Social Responsibility) salah satu provider telepon seluler, dengan biaya puluhan miliar rupiah tanpa sedikitpun dari APBD Kota Samarinda.
Anhar menekankan pentingnya menghargai investasi dan keputusan para pemimpin terdahulu. Dia mempertanyakan logika di balik pembongkaran fasilitas yang dibangun tanpa menggunakan dana APBD.
“Kita harus memikirkan kembali kebijakan pembongkaran ini. Apakah benar-benar perlu? Apakah ada manfaatnya?” ujar Anhar, Senin (22/4/2024).
Dia juga menyoroti kecenderungan kebijakan Wali Kota Samarinda untuk membongkar bangunan-bangunan seperti pasar pagi dan atap stadion Stadion Segiri, yang menurutnya merupakan pemborosan dana publik.
“Itu kan duit APBD. Dipakai bangun gitu loh. Untuk apa gitu? Itu yang kita minta gitu loh,” tegasnya.
Anhar membandingkan situasi ini dengan penanganan pusat perbelanjaan Sarinah di Jakarta, yang dilakukan oleh BUMN. Pusat belanja bersejarah Sarinah hanya direnovasi tanpa dibongkar.
“Kita ambil contoh, gedung Sarinah di Jakarta yang oleh BUMN ndak main bongkar, melainkan dibagusin struktur-struktur bangunannya, gitu loh. Itu Sarinah, Jakarta, dibagusin oleh BUMN, punya pemerintah gitu loh,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan, masih banyak pekerjaan yang membutuhkan perhatian Pemerintah Kota Samarinda. Seperti masalah infrastruktur dasar yang belum teratasi, kekurangan air bersih di beberapa kawasan yang jauh dari kota. Juga kebutuhan pencahayaan serta perbaikan jalan di beberapa wilayah.
Dia menyerukan kepada wali kota untuk memprioritaskan peningkatan kualitas hidup warga, termasuk standar gaji guru TK dan marbot masjid, dari pada fokus pada proyek pembongkaran.
Anhar berharap Wali Kota Samarinda akan fokus pada rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang telah ditetapkan, sesuai dengan visi dan misi yang diusung selama kampanye.
Seperti diketahui, patung Kuda di Taman Samarendah dikerjakan oleh PT Vista Media. Perusahaan tersebut setuju menjadi investor sekaligus pelaksana pembangunan. Revitalisasi taman tersebut hasil corporate Social Responsibility atau CSR dari PT XL Axiata Tbk.
Properti yang dibangun adalah menara lampu hias setinggi 50 meter dilengkapi lampu LED. Sedangkan patung kuda dan air mancur memiliki 82 titik pancaran. Secara filosofi, properti yang dibangun ingin mengkomunikasikan kepada publik Samarinda adalah kota metropolis yang dinamis dengan mengikuti kemajuan teknologi dan smart city.