Jakarta, Gesuri.id - Gubernur Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memasang pemantau udara di sekitar Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara.
Hal itu dia putuskan berdasarkan kesepakatan dengan warga yang tinggal di sekitar RDF Rorotan.
"Kami sepakat bahwa di sekitar empat sampai lima kilo dari tempat ini dipasang pemantau kesehatan udara," kata Pramono saat meninjau RDF Rorotan di Jakarta Utara, Kamis (20/3).
Mengenai kualitas udara, kata dia, tentunya bisa dibandingkan kualitas udara karena dampak dari RDF ini atau kualitas udara yang memang karena asap mobil, motor dan sebagainya.
Selain itu, Pramono juga memutuskan akan bertanggung jawab kepada siapapun baik anak-anak usia berapapun hingga dewasa yang saat ini terdampak karena kesalahan dari RDF.
Pramono menjelaskan, sebenarnya RDF Rorotan dirancang memiliki daya tampung sampah sebanyak 5.000 ton. Artinya, dalam dua sampai tiga hari sampah tersebut harus habis.
"Nah kemarin itu sampahnya nimbunnya sudah mungkin, mohon maaf, 10 hari juga lebih. Karena ini tujuannya untuk komisioning yang namanya juga baru belajar," katanya.
"Tetapi sekali lagi, apapun belajar maupun gak belajar, pemerintah Jakarta harus bertanggung jawab," kata Pramono.
Pramono juga memerintahkan agar semua mobilisasi truk harus menggunakan truk compactor agar air lindi (limbah cair yang dihasilkan dari proses air hujan) yang menetes di jalan tidak terjadi.
Untuk transportasi termasuk pengangkutan sampahnya pun dia minta harus dilakukan dengan tertib. "Karena memang ini harusnya kalau ini bisa berjalan dengan baik, ini bisa jadi 'role model' di seluruh Indonesia," ujar Pramono.