Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyatakan Jakarta belum siap menghadapi puncak musim hujan yang menyimpan ancaman banjir dalam waktu dekat ini.
Menurut Prasetyo, hal ini diakibatkan Pemprov DKI belum maksimal melakukan usaha pencegahan banjir.
Baca: Megawati Harap Polisi Teladani Hoegeng, Merakyat Berdedikasi
"Seperti contoh drainase yang selalu terganggu dan tidak siap saat menerima kapasitas air hujan dengan intensitas tinggi, hingga akhirnya meluap kemana-mana. Kondisi sistem drainase buruk itu, saat ini mudah kita temukan terutama di kawasan padat penduduk," cuit Prasetyo di akun Twitter miliknya @PrasetyoEdi_ pada Jumat (5/11).
Prasetyo menjelaskan, pihaknya selalu mengingatkan Pemprov DKI soal pentingnya keseriusan penanganan banjir dan kemacetan dalam setiap rapat. Ia mengklaim selalu mendorong para kepala dinas membelanjakan anggarannya untuk menemukan solusi untuk permasalahan banjir.
"Jadi memang butuh niat dan keseriusan untuk menangani banjir di Ibukota," kata Prasetyo Edi Marsudi.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan persoalan pendanaan menjadi salah satu kendala dalam proses penanganan banjir di Jakarta. Menurut Riza, pembangunan infrastruktur pencegah banjir memerlukan anggaran yang tidak sedikit.
"Tetapi tidak berarti kami kemudian lepas tangan, justru dengan segala keterbatasan kami perlu terus berkolaborasi dengan semua pihak, dengan swasta, dengan masyarakat kita bangun sinergi yang positif," ujar Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (4/11).
Mengenai persiapan menghadapi musim hujan yang dapat mengakibatkan banjir di Jakarta, Riza mengatakan pihaknya sudah membuat banyak persiapan. Seperti misalnya menjalin kerjasama dengan Forkopimda, persiapan alat pompa pencegah banjir, hingga lokasi pengungsian jika banjir datang nanti.
"Tetapi sekali lagi, soal banjir, soal debit hujan, soal cuaca, ini kan di luar kekuasaan kita sebagai manusia, debitnya menurut BMKG semakin tinggi, semakin meningkat, untuk itu perlu kesiapsiagaan kita semua," kata Riza.
Baca: Polisi Diminta Jelaskan Dugaan Korupsi Denny Indrayana
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan dampak dari fenomena La Nina pada akhir 2021 dan awal 2022. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dampak fenomena La Nina dengan peningkatan curah hujan 70 persen atau intensitas lemah hingga moderate di tahun 2020 lalu akan terulang di bulan November 2021 hingga Januari 2022.
Dwikorita mengatakan peningkatan curah hujan akan terjadi pada bulan Desember di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, hingga Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan. Curah hujan tinggi ini membuat Ibu Kota rawan terdampak banjir.