Pekanbaru, Gesuri.id - Presiden Jokowi mengakui saat ini masih banyak warga miskin di Indonesia yang masih perlu upaya untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan. Meski begitu, dirinya meminta segenap pihak menjaga persaudaraan bangsa dalam ukhuwah wathaniyah sesuai Islam yang rahmatan lil alamin (agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta).
Hal itu dikatakannya saat menghadiri hari ulang tahun ke-92 Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid Agung An-Nur, Kota Pekanbaru, Rabu (9/5). Turut pula mendampingi Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko dan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dan Ketua PBNU Said Agil Siradj.
"Pemerintah terus berupaya menyejahterakan umat, masih banyak warga yang miskin," sebutnya mengawali kata sambutan kepada ratusan warga NU yang hadir.
Baca: Ketika Sopir Truk Jalinsum Curhat ke Jokowi
Presiden juga mengingatkan warga NU untuk menjaga persatuan dan kerukunan antarwarga. Sebab, akan digelar 171 Pilkada serentak pada 27 Juni dan dilanjutkan Pilpres tahun depan yang diharapkan tak memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Saya titip tahun 2018 ini ada 171 pilkada. Tahun depan ada pilpres. Saya ingatkan jaga persatuan, kerukunan antar warga,jangan sampai kita terpecah gara gara pesta demokrasi lima tahun, terlalu besar ongkos kalau kita lakukan," ungkapnya.
Jokowi juga berpesan kontestasi pilkada tidak membuat warga terpecah belah dan saling menjelekkan. "Jangan terpecah karena ada pilkada, pemilihan bupati atau wali kota, karena kabar bohong. Disaring dulu benar enggak. Tanyakan kepada yang bisa menyaring informasi itu," pintanya.
Kepala Negara menyebutkan saat ini banyak sekali pihak yang menjelekkan, fitnah, apalagi di media sosial (medsos).
"Kita lupa bahwa kita sebangsa dan se-Tanah Air, kita lupa ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa)," imbuhnya.
Baca: Presiden Dorong Nelayan Gunakan Teknologi
Meski begitu, presiden memberikan apresiasi atas kehadiran NU yang selama 92 tahun telah mampu menjadi penjaga Islam dalam jalan tengah, Islam nusantara yang adil dan sejahtera yang mengutamakan kerukunan dan persatuan, Islam yang rahmatan lil alamin.
"Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada NU yang ikut menegakkan NKRI, UUD 1945. Sebagai penghargaan, pada 2015 telah diterbitkan Kepres tentang Hari Santri," tukas presiden.