Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa aset terbesar Indonesia saat ini adalah persatuan, kerukunan dan persaudaraan.
"Oleh karena itu, saya mengajak semuanya, marilah kita menjaga persatuan," kata Presiden dalam acara pembukaan Musyawarah Umat Budha Indonesia tahun 2018 di Istana Negara Jakarta, Selasa (18/9).
Baca: Debat Capres Pakai Bahasa Inggris Tidak Nasionalis
Kepala Negara juga mengajak seluruh umat Budha dan semua masyarakat Indonesia untuk bersyukur karena di tengah kemajemukan, hingga saat Indonesia tetap bersatu.
"Kita tetap rukun, kita tetap bersaudara sebangsa dan se-Tanah Air," katanya.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengajak untuk terus merawat dan menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan dan persaudaraan.
"Jangan sampai kerena pesta demokrasi setiap 5 tahunan, entah itu pemilihan bupati, wali kota, gubernur, bahkan pemilihan presiden, kita menjadi retak dan merasa bukan saudara," katanya.
Presiden tidak ingin karena pilihan berbeda dalam pesta demokrasi menyebabkan tidak saling menyapa antarteman, tetangga hingga antarkampung.
"Itu kekeliruan yang sering terjadi. Silakan, pilihan berbeda tidak apa-apa dalam pesta demokrasi, tapi jangan sampai tidak saling menyapa antarteman, antartetangga, antarkampung," tegas Jokowi.
Presiden juga menegaskan bahwa jika masyarakat Indonesia bersatu maka akan memunculkan kekuatan yang luar biasa.
Kepala Negara mencontohkan hasil Asian Games 2018 yang memperoleh 31 medali emas karena salah satunya merupakan kekuatan sebuah persatuan.
Baca: Polemik Debat Capres, Bahasa Persatuan Indonesia Harga Mati
"Coba lihat Asian Games 2018 kemarin, begitu kita tidak berpikir yang badminton itu agamanya apa, yang pencak silat itu dari suku mana, yang panjat tebing dari daerah mana. Kita tidak mikir saat itu, hanya berpikir satu, kita ini Indonesia, dan hasil yang didapat 31 emas. rangking keempat," kata Presiden.
Dalam acara pembukaan Musyawarah Umat Budha Indonesia (Permabudhi) ini hadir pula Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono.