Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani mendesak pemerintah segera mengeksekusi kebijakan mengalihkan oksigen untuk kebutuhan industri menjadi oksigen medis.
Selain itu, lanjutnya, pengawasan terhadap rantai pasokan oksigen dari produsen ke konsumen juga disebutnya mesti menjadi perhatian pemerintah.
Baca: Ejekan Habib Rizieq, Ruhut: Jokowi Menyelamatkan Indonesia
"Pemerintah sudah memutuskan 90 persen produksi oksigen nasional akan digunakan untuk kebutuhan medis. Kebijakan ini harus segera dieksekusi demi mengantisipasi situasi darurat seiring terus meningkatkan kasus Covid-19 dan kebutuhan oksigen di rumah sakit," ucap Puan, Senin (5/7).
Selain itu, ia menambahkan, awasi juga pasokan oksigen dari produsen ke konsumen hingga tak terjadi penumpukan di satu pihak dan kekurangan pada pihak lainnya.
"Saat ini, kekurangan oksigen banyak dialami oleh rumah sakit di Pulau Jawa sehingga pengalihan sementara persediaan oksigen dari luar wilayah ke Pulau Jawa juga bisa menjadi pertimbangan," ujarnya.
Puan juga meminta pemerintah segera mengatasi kelangkaan oksigen medis untuk pasien Covid-19 yang terjadi di sejumlah daerah, khususnya Pulau Jawa dan Bali.
Menurutnya, masalah kelangkaan ini bisa ditangani lebih baik dengan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi digital terkait pendataan kamar rumah sakit dan oksigen.
"Selain menipisnya ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, saat ini persoalan yang tak kalah mendesak untuk diatasi ialah kelangkaan oksigen medis bagi pasien Covid-19. Pemerintah pusat harus bergerak lebih sistematis dan cepat untuk mengatasinya karena berdampak pada keselamatan pasien yang tengah dirawat," ungkap Puan.
Puan menekankan persoalan kelangkaan oksigen medis ini tidak bisa diatasi dengan cara-cara reaktif semata, tetapi harus diantisipasi sedini mungkin. Pemanfaatan teknologi informasi digital secara maksimal harus dilakukan untuk mendapatkan data yang solid dan transparan hingga ketersediaan tempat tidur rumah sakit dan oksigen di berbagai kota bisa dipetakan.
“Dengan pendataan dan pemetaan ini, bila diketahui ketersediaan oksigen di suatu kota sudah mulai menipis, bisa dikirim dari kota terdekat atau disuplai dari pemerintah pusat sehingga oksigen tidak sempat habis lebih dulu," tuturnya.
Baca: MY Esti Lantang Usulkan Badan Khusus Percepatan Papua
Puan mengingatkan agar upaya mengatasi kelangkaan oksigen ini tak cuma difokuskan kepada pasokan bagi rumah sakit. Mengingat banyak anggota masyarakat yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing juga membutuhkan oksigen.
"Terapi oksigen sangat dibutuhkan oleh pasien kategori berat Covid-19 yang sedang dirawat di ruang ICU untuk menjaga saturasi oksigennya. Karena itu, pasokan oksigen memang diprioritaskan untuk mereka," kata Puan.
"Tapi, perlu juga diingat bahwa ada juga masyarakat penderita Covid-19 bergejala sedang yang menjalani isolasi mandiri di rumah dan membutuhkan oksigen. Ada baiknya pemerintah mempertimbangkan untuk menyelenggarakan sentra-sentra isi ulang oksigen demi memenuhi kebutuhan mereka," pungkasnya. Dilansir dari beritasatu.