Jakarta, Gesuri.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, menyabet gelar ‘Eminent Women of the Year 2019’ dari Majalah Her Times.
Penghargaan diberikan kepada perempuan luar biasa yang memiliki inisiatif dan menjadi pelaku dalam pemberdayaan perempuan, serta mampu menjadi panutan.
Baca: Ideologi yang Kuat Hantar Puan Menuju Kursi Ketua DPR
Anugerah diberikan dalam acara The Third Women Empowerment Award di Singapura, (22/7).
Puan Maharani merupakan perempuan pertama mendapat penghargaan kategori tertinggi dari Her Times.
Bersamaan dengan itu, Puan Maharani dikukuhkan sebagai Ketua Yayasan Perempuan RISING yang akan berkarya selama tiga tahun ke depan. Sebagai Ketua Yayasan, Puan Maharani akan dapat semakin meningkatkan kesadaran dan mendorong pengaruh bagi Indonesia dan Singapura melalui pemberdayaan perempuan.
“Saya bersyukur dan merasa terhormat menerima penghargaan ini. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi yang tak ternilai, dan menuntut lebih banyak tanggung jawab untuk terus berjuang dalam memberdayakan perempuan,” ujar Puan.
Majalah Her Times menilai peran Puan dalam pemberdayaan perempuan patur diapresiasi oleh seluruh kalangan perempuan di Indonesia mapun di Singapura.
“Kontribusinya yang luar biasa dalam pemberdayaan perempuan patut menjadi contoh teladan bagi perempuan, terutama perempuan Indonesia dan Singapura,” ujar Pemimpin Redaksi Majalah Her Times Annie Song.
Di saat yang sama Puan juga menjadi pembicara kunci dalam acara ini. Dalam pidatonya Puan menekankan pentingnya kerja sama atau gotong royong untuk memperkuat peran perempuan di segala bidang.
"Pemberdayaan perempuan, sebagai kesetaraan gender, bukanlah untuk meneguhkan siapa yang mendominasi dan didominasi, melainkan menemukan koridor bersama dalam segala aktivitas kehidupan tanpa membedakan pelakunya laki-laki atau perempuan," paparnya.
Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Politik Keamanan (non Aktif) ini mengutip pernyataan Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang mengambarkan peran perempuan dan laki-laki yang diibaratkan sebagai dua sayap seekor burung.
Baca: Puan Marani Perempuan Pertama Jadi Ketua DPR
Jika dua sayapnya sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya.
Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.
"Inilah semangat yang harus kita tanamkan bersama dalam membangun dunia, dimana perempuan dan laki-laki dalam harkat, martabat, kemajuan dan kesejahteraan yang sama," tegasnya.