Surakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Puan Maharani, meresmikan Pasar Legi di Solo, Jawa Tengah, Kamis (20/1).
Puan berharap agar perekonomian di Surakarta bisa bangkit fengan kembali beroperasinya Pasar Legi usai ditempa badai Pandemi Covid-19.
"Bersama-sama kita jadikan Pasar Legi sebagai simbol kebangkitan ekonomi Surakarta Pasca Pandemi, meningkatkan ekonomi lokal dan menjadi ikon kebanggaan warga Kota Surakarta,” kata Puan saat meresmikan Pasar Legi.
Terjadinya kebakaran hebat di pasar legi pada tahun 2018 dan membuat 250 kios yang ada di dalamnya tidak bisa diselamatkan. Puan menceritakan, saat itu ia masih menjabat sebagai Menko PMK dan memberikan atensi yang serius.
Baca: Puan Resmikan Sanggar Inklusi di Sukoharjo
“Saya punya ikatan emosional khusus dengan Surakarta yang menjadi bagian dari Dapil saya yaitu Jawa Tengah V sehingga saya memberi perhatian khusus sejak 2018 terkait renovasi Pasar Legi, termasuk saya melihat progres pembangunannya di tahun 2021,” kata Puan Maharani.
Kemudian dilakukannya renovasi yang dimulai sejak tahun 2020 oleh Kementerian PUPR dengan total nilai Rp 114,72 miliar. Puan sempat datang ketika pembangunan sudah sekitar 50 persen berjalan.
Menurut Puan, ia selalu menanyakan kepada Menteri PUPR dan Gibran kapan pembangunan Pasar Legi akan selesai karena masyarakat Solo sudahh menantikan.
Ia pun bersyukur akhirnya hari ini Pasar Legi bisa resmi dibuka kembali walau pembangunannya sempat terhambat akibat Pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah hari ini sudah bisa dipergunakan lagi dan semoga nantinya Pasar Legi ini tidak hanya bermanfaat bagi warga sekitar Solo. Mas Walikota sudah menyampaikan, pasar juga juga bisa bermanfaat untuk masyarakat di Solo Raya,” sebut Ketua DPR RI tersebut.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini meminta Kementerian PUPR untuk melengkapi apabila ada fasilitas atau sarana di Pasar Legi yang masih kurang. Dengan begitu, kata Puan, pedagang dan masyarakat yang datang akan nyaman dan aman.
“Semalam juga saya mendapat laporan masih ada yang tampias di pasar ketika hujan. Saya tadi pagi tanya ke Menteri PUPR dan Walikota, karena hujan sangat deras ternyata pasar ini kena tampias air sampai masuk ke pasar,” jelasnya.
“Karena pasar baru, ada sedikit kekurangan. Ke depan harus segera diantisipasi agar air tidak masuk ke pasar, dan tidak menyebabkan genangan. Kementerian PUPR menyatakan akan segera melengkapi kekurangan-kekurangan,” imbuh Puan.
Di sisi lain, Puan juga menilai pasar tradisional sangat penting untuk perekonomian rakyat. Maka dari itu, keberadaan pasar-pasar tradisional tersebut harus mendapat perhatian khusus karena merupakan kekuatan dan kesehatan ekonomi rakyat Indonesia.
“Pasar Legi denyut nadi perekonomian masyarakat yang ada di Solo. Mungkin bukan hanya solo tapi Jawa Tengah. Kita lihat di pasar ekonomi berjalan atau tidak. Kemudian kita bisa lihat pedagang bisa jual beli dengan aman nyaman dan tentu saja mereka bisa berinteraksi untuk bisa saling berkomunikasi, bukan hanya dengan pedagang tapi juga dengan masyarakat yang ada di Solo,” papar Puan.
“Pasar tradisional harus selalu dipertahankan. Lewat pasar tradisional-lah masyarakat bisa langsung menjual hasil pertanian dan produk-produk buatan rumah” tegasnya.
“Dan semua interaksi sosial yang terjadi di pasar rakyat dilakukan dengan semangat kekeluargaan, sesuatu yang tidak dapat kita temukan di pusat perbelanjaan yang besar-besar,” imbuh Cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
Puan mengajak seluruh masyarakat Solo dan sekitarnya bergotongroyong menjaga Pasar Legi yang sudah selesai direnovasi ini. Ia juga mengingatkan pengelola dan pedagang agar terus merawat Pasar Legi, termasuk tidak lupa selalu menjaga protokol kesehatan.
Baca: Adriana Salurkan Bantuan Beras Dari Puan di Bitung
Usai meresmikan Pasar Legi, Puan didampingi Gibran dan Menteri Basuki meninjau kios-kios yang ada di pasar. Ia juga mencoba sistem QRIS yang diterapkan untuk transaksi di Pasar Legi dengan berbelanja sayur dan buah-buahan.
Saat mencoba sistem pembayaran non-tunai itu, Puan menggunakan aplikasi QRIS dari HP Gibran. Tak hanya itu, ia juga sekaligus mengecek harga minyak goreng yang kini harga eceran terendah (HET) nya sudah dipatok Rp 14 ribu untuk satu liter.
Puan menemukan masih ada harga minyak goreng yang dijual Rp 19.500 per liternya. “Operasi pasar harus digencarkan,” katanya.
Ketika menyusuri lorong-lorong kios, Puan kerap berhenti karena banyak pedagang yang meminta foto bersama. Sesekali Puan juga berdialog dengan pedagang.