Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani mengungkapkan, pertemuan bilateral dengan President of The Australian Senate Susan Lines menjadi momentum tepat untuk membahas berbagai kerja sama Indonesia-Australia khususnya melalui hubungan antar parlemen.
Puan merasa gembira karena hubungan bilateral Indonesia-Australia koan hari makin kuat dan solid.
Apalagi Australia merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Baca: Puan Minta Hargai Dahulu Kinerja TGIPF Tragedi Kanjuruhan
"Kemitraan kedua negara terus diperkuat lagi sejak dideklarasikannya Indonesia-Australia sebagai mitra strategis pada Agustus 2018 antara lain melalui penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada Maret 2019, penambahan kuota Working Holiday Visa menjadi 5.000 peserta per tahun termasuk penambahan dana senilai 470 juta dolar Australia untuk program ODA serta dukungan terhadap program ketahanan pangan," kata Puan saat pertemuan bilateral (bilateral meeting) dengan President of The Australian Senate Susan Lines dalam rangkaian The 8th G20 Parliamentary Speakers' Summit (P20) di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
Politisi PDI Perjuangan itu juga menyambut baik dukungan Australia bagi Presidensi Indonesia pada G20 dengan konfirmasi kehadiran PM Australia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali serta pemberian beasiswa di bidang prioritas G20.
Lebih lanjut, Puan mengapresiasi dukungan pendanaan climate and infrastructure senilai 200 juta dolar Australia sebagai bentuk tindak lanjut Australia-Indonesia Joint Statement on Cooperation on the Green Economy and Energy Transition.
Baca: Rifqinizamy Ajak Guru Kawal Jalannya Pemilu 2024
Tak hanya itu, Puan menyambut baik pernyataan Australia yang siap bekerja sama dalam pengembangan Ibu Kota Nusantara dan mendorong implementasinya.
Adapun dalam kerja sama ekonomi Indonesia-Australia tercatat perkembangan signifikan dalam implementasi kebijakan ekspor-impor, ketenagakerjaan, telekomunikasi, investasi, dan perdagangan elektronik pasca perjanjian komprehensif IA-CEPA. Puan mengapresiasi komitmen penghapusan tarif untuk produk Indonesia yang masuk ke Australia serta penurunan tarif untuk produk Australia yang masuk ke pasar Indonesia. Komitmen tarif tersebut mendorong peningkatan 76,4 persen nilai perdagangan bilateral Indonesia-Australia tahun 2021.
"Investasi Australia di Indonesia pada tahun 2021 sebesar USD 195,19 juta, menurun 44 persen dari tahun sebelumnya (USD 348,55 juta). Saya meyakini, akan kembali meningkat sejalan dengan semakin terimplementasinya IA-CEPA. Indonesia berharap roadmap implementasi IA-CEPA sudah dapat diimplementasikan secara bertahap dan berkelanjutan. Saya juga optimis IA-CEPA akan memfasilitasi intensifikasi hubungan people-to-people dan kerja sama sosial-budaya termasuk pergerakan dua arah pelajar/mahasiswa di Indonesia-Australia," tandas Puan.