Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mendesak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar intensif memperhatikan kondisi dan nasib para pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) pasca 3 bulan keterpurukan dan tersungkurnya sektor tersebut akibat pandemi Covid-19.
Baca: Putra: Pengembangan Wisata Jangan Abaikan Kearifan Lokal
"Saya mengapresasi rencana kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang dipaparakan saudara menteri tadi. Tapi dalam rencana itu saya tidak melihat penjelasan tentang apa yang sudah dilakukan kementerian untuk para pelaku pariwista dan ekraf selama 3 bulan terkhir. Kalau di ring tinju, kondisi mereka sudah terkapar alias technical knock out (TKO) tidak perlu lagi dihitung sampai 10," ujarnya saat Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI membahas RKA dan RKP K/L Tahun 2021, Selasa (23/6).
Lebih lanjut Putra mengatakan, dirinya harus menggarisbawahi terkait kondisi para pelaku parekraf dan keluarganya yang belum ada dalam paparan Menparekraf Wishnutama. "Mereka bukan cuma berkurang penghasilannya, tapi langsung nol seperti yang Pak Menteri Wishnutama menyampaikan tadi," ungkap mantan Pemred Metro TV itu.
"Kami adalah 48 anggota DPR yang punya konsitutuen, kami dipilih oleh rakyat dimana mereka banyak dari pelaku parisiwata dan ekonomi kreatif," ujar mantan wartawan senior itu.
Dalam rapat kerja Komisi X Bulan April dan Mei lalu, banyak pernyataan anggota dewan yang meminta Menparekraf dan Wamenparekraf memberikan atensi kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Karena kami tau, kami yang ada di dapil, kami yang punya konstituen bahwa mereka adalah orang yang punya keluarga yang mendadak dalam sekejap penghasilannya langsung nol," Putra menekankan.
Untuk itu, Putra menilai paparan pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bagus tersebut kurang sentuhan humanisnya, kemanusiannya.
"Sebab kalau kita bicara terkapar atau TKO di situ ada manusia yang sedang terkapar, ada manusia yang tidak bisa bangkit, ada manusia yang tidak bisa makan, dan tidak mendapatkan penghasilan," ungkapnya.
Putra berharap Kemenparekraf dalam rapat kerja ini bisa menceritakan kondisi para pelaku seperti apa, dan bagaimana keluarganya karena selama ini mereka menjadi garda terdepan kita.
Baca: Single Nation Branding Harus Jadi Keyakinan Seluruh Bangsa
"Itu bagian dari ucapan terima kasih kita kepada mereka. Harapan saya kita memanusiakan mereka. Karean bersama dengan mereka juga Pak Menteri dan Bu Wamen akan membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Pertanyaaannya apakah mereka sehat seperti kita, bagaiamana supply vitamin mereka?," beber Putra.
"Apakah suplai vitamin mereka bagus, apakah makanan mereka cocok, bagaimana kondisi keluarga mereka. Mana mungkin Pak Menteri dan Bu Wamen dan kita semua membangkitkan ekonomi kreatif dan juga pariwisata tetapi kondisi para pelakunya di lapangan itu tidak dalam kondisi yang sehat seperti kita yang hadir di sini dan di virtual," Putra melanjutkan.
Baca: Putra Minta Keberpihakan Nyata Menpar Pada Startup
Putra menambahkan untuk itu diperlukan paparan bagaimana nasib kondisi mereka terutama yang berada di destinasi wisata prioritas.
"Bagaimana nasib anaknya? Apakah mereka sekolah atau tidak, bagaimana kondisi keuangan mereka. Jadi saya berharap ada laporan tambahan dari jajaran Kemenparekraf untuk menjelaskan kondisi pelaku parekraf seperti apa," pungkasnya.