Ikuti Kami

Putra Nababan : Mogok Makan Hingga Kualitas Katering yang Jelek Jadi Catatan Buruk PON

Catatan buruk itu terlihat dari ketidaksiapan venue pendukung hingga kualitas katering atlet yang jauh dari kelayakan. 

Putra Nababan : Mogok Makan Hingga Kualitas Katering yang Jelek Jadi Catatan Buruk PON
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan.

Jakarta, Gesuri.id -  Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan menilai bahwa PON XXI yang diselenggarakan di Aceh dan Sumut menjadi salah satu PON yang terburuk sepanjang sejarah pelaksanaannya.

Catatan buruk itu terlihat dari ketidaksiapan venue pendukung hingga kualitas katering atlet yang jauh dari kelayakan. 

"Ini teguran keras bagi pemerintah daerah dan panitia penyelenggara serta pemerintah pusat bahwa pelaksanaan PON tidak bisa dibuat secara asal-asalan, apalagi ini menyangkut kualitas dan kelayakan makanan atlet yang sangat  jauh dari standar menu makanan atlet dan official," kata Putra di Jakarta, Senin (23/9).

Baca: Danang Maharsa Didapuk Jadi Ketum PELTI Kabupaten Sleman

Menurut anggota Komisi Olahraga DPR RI ini, akibat jeleknya kualitas catering atlet, membuat beberapa atlet melakukan mogok makan. Seperti atlet catur yang bertanding di Sumut. "Para atlet itu merasa tersinggung dan tidak dihargai karena menu kateringnya hanya berupa tempe dan tahu balok yang keras. Tidak ada lauk lain seperti daging an telur," katanya.

Putra juga geram, melihat bahwa menu-menu di dalam nasi kotak juga diberikan dalam porsi seiris-seiris atau satu sendok makan. "Mereka ini para atlet terbaik yang menjadi utusan daerah dan diberangkatkan secara membanggakan untuk membela daerahnya masing-masing. Jadi mereka harus dihargai dengan memberikan menu makanan yang berkualitas," katanya. 

Jadi tidak heran kalau para atlet melakukan mogok makan karena menunya tidak sesuai standar nutrisi atlet yang dibutuhkan.

Baca: Resmi, H. Bukasan Buka Kejuaraan Bulutangkis Lumajang 2024

"Masalah penyediaan makanan atlet ini harus diaudit dan dilakukan perbaikan," kata mantan pemimpin redaksi TV berita ini. 

Selain itu, beberapa atlet mengeluhkan keterlambatan penyajian makanan. Menu yang disajikan dianggap tidak sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan sebesar Rp50 ribu, yang diterapkan secara merata. Padahal, kebutuhan gizi atlet berbeda-beda tergantung cabang olahraga yang diikuti. 

Oleh karena itu Putra meminta agar Kemenpora segera mengevaluasi vendor catering, kinerja panitia penyelenggara pada PON XXI. "Makanan ini pasti selalu menjadi isu, baik itu dari porsinya, atau variabel jenis makanannya. Karena makanan ini, setiap orang itu memiliki ciri khas yang tidak sama," katanya.

 

Quote