Jakarta, Gesuri.id – Ibu Kota belum siap melaksanakan new normal karena ketidakmampuan mengendalikan transmisi Covid-19. Hal ini terjadi karena pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang masih jauh dari ideal.
“Syarat pertama dari new normal adalah kemampuan mengendalikan transmisi Covid-19 dan itu tidak terjadi di Jakarta. Pemda DKI belum sukses menerapkan PSBB di berbagai wilayah ibukota,”” kata anggota DPR RI dapil Jakarta Timur, Putra Nababan di Jakarta, Rabu (28/5).
Pemaksaan new normal di tengah ketidakmampuan Pemda DKI menegakkan disiplin dan ketidaksiapan masyarakat melaksanakan social dan physical distancing dapat memperparah penyebaran Covid-19.
Baca: Herman Minta Polisi Bantu Masyarakat Beradaptasi
“Second wave atau gelombang kedua pandemi Covid-19 sangat mungkin terjadi di tengah pemaksaan new normal oleh Pemda yang tidak punya kemampuan dan masyarakat uang tidak disiplin,” kata Putra yang mantan wartawan ini.
Menurut data dari https://corona.jakarta.go.id/ data penderita virus corona (Covid-19) di Jakarta selama 10 hari terakhir terus mengalami kenaikan.
Sejak Minggu (17/5) jumlah orang terinfeksi sebanyak 5.992 dan terus meningkat hingga Kamis (21/5) sebanyak 6.220. Sementara Sabtu (23/5) 6.443 orang terinfeksi virus corona hingga Rabu kemarin (27/5), 6.895 orang terinfeksi virus corona
“Kalau merujuk serangkaian data tersebut, jumlah kasus positif corona di DKI Jakarta terus mengalami kenaikan, bahkan kasus kesembuhan corona belum bisa melampaui kasus baru setiap harinya,” kata Anggota Komisi X DPR Putra Nababan.
Putra menilai Pemprov DKI Jakarta belum mampu mengendalikan laju pandemi Covid-19, padahal pengendalian menjadi syarat mutlak penerapan fase New Normal.
“Kalau merujuk anjuran WHO (Badan Kesehatan Dunia, red) penerapan new normal harus bisa mengendalikan laju virus corona. Sekarang bagaimana? virus corona tak terkendali penyebarannya” papar Putra.
Baca: Putra Nababan Gerakkan Warung Gotong Royong di Jaktim
Politisi PDI Perjuangan ini menilai keputusan DKI Jakarta menghadapi fase New Normal harus dikaji secara matang, meski sektor perekonomian harus diselamatkan selama pandemi Covid-19.
“Saya setuju untuk menyelamatkan perekonomian Ibu Kota, tetapi jangan melupakan penanggulangan yang komprehensif pandemi ini.” papar Putra.
Bahkan Putra mengkhawatirkan jika DKI Jakarta masuk ke fase New Normal maka bisa menimbulkan gelombang kedua pandemi virus corona.
“Saya khawatirkan, jika DKI Jakarta masuk ke normal baru gelombang kedua pandemi corona dikhawatirkan semakin besar dan tak terkendali. Karena kita tidak bisa mengetahui siapa yang menjadi carrier virus corona, dan hal itu membahayakan ekonomi dan kesehatan” kata Putra.
Semakin meroketnya jumlah kasus baru corona di Ibu Kota ungkap Putra, diduga karena ketidak displinan warga dalam menjalankan PSBB dan diperkuat dengan lemahnya penegakan hukum yang kuat akan pelanggaranya.
“Sekarang begini, saya masih banyak melihat masyarakat yang beraktivitas tanpa menggunakan masker, bahkan mereka mengabaikan social distancing, menjaga jarak saat bertemu. Dan hal ini diiringi belum ada penegakan yang tegas akan pelanggaran tersebut” kata Putra.
Untuk itu Putra mengapresiasi tindakan Presiden Jokowi yang akan menerjunkan TNI dan Polri yang menertibkan masyarakat selama penetapan PSBB jilid III di DKI Jakarta.
Baca: Pengaktifan Sekolah, Putra Khawatir Pandemi Corona Susulan
Menurut Presiden, pengerahan TNI dan Polri ini akan dilaksanakan di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota yang telah menerapkan PSBB.
Presiden mengharapkan pengerahan aparat TNI dan Polri akan membuat masyarakat disiplin mematuhi ketentuan dalam PSBB, sehingga kurva penularan virus Corona baru atau COVID-19 dapat menurun.
“Tindakan Presiden perlu diapresiasi, supaya masyarakat semakin disiplin menjalankan serangkaian protokol kesehatan demi menekan laju pandemi corona di Jakarta.” Tutup Putra.