Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendesak pemerintah mengkaji ulang rencana kegiatan belaja mengajar tatap muka di sekolah yang rencananya dimulai Januari 2021.
Rahmad menilai pandemi COVID-19 belum menunjukan akan berakhir, bahkan angka penularan terus meningkat setiap harinya.
"Satu, karena pandemi ini belum ada tanda-tanda akan berakhir, kemudian yang kedua adalah masih banyaknya tingginya proses yang tertular itu kita masih tinggi di atas 10 persen ya. Jadi saya kira mohon untuk dikaji kembali," kata Rahmad di Jakarta Senin (23/11).
Baca: Ganjar Izinkan KBM Tatap Muka di Tiga Daerah Dengan Catatan
Menurutnya, kebijakan tersebut bukan soal efektif atau tidak efektifnya pembelajaran daring. Dia menganggap, dalam kondisi darurat seperti pembelajaran melalui daring memang tidak efektif.
"Oke lah anggap saja generasi kita setahun dua tahun ini mungkin prosesnya tidak ideal dan tidak akan ideal untuk mendapatkan proses pembelajaran ilmu pengetahuan di sekolahnya. Tapi kan kalau itu dilaksanakan dengan alasan ideal atau tidak ideal, efektif tidak efektif, ya salah," ujarnya.
Rahmad mengimbau, agar pemerintah belajar dari negara-negara maju yang kembali menutup kembali sekolah usai dibuka.
"Kita kan juga harus mengacu, itu pun negara yang maju ya, negara maju pasti sudah teknologi sudah maju, tapi nggak bisa dihindarkan bahwa klaster pendidikan itu akan menjadi keniscayaan," ungkapnya.
Baca: KBM Tatap Muka, Hendi: Izin Orangtua Jadi Syarat Utama!
Selain itu dirinya juga berharap, pemerintah tidak hanya mempertimbangkan dari sisi pendidikan.
Menurutnya, dari sisi kesehatan juga perlu diperhatikan.
"Saya sarankan minta komunikasi dengan para ahli-ahli kesehatan epidemologi dan lainnya. Jangan hanya pendekatan dari sisi pendidikan semata. Karena kita nggak akan pernah ideal dalam kondisi seperti ini," ungkapnya.