Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi atau yang dikenal sebagai Gus Mis menilai masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) adalah masyarakat yang terbuka. Untuk itu harus tetap dipupuk semangat berkehidupan berbangsa atas dasar Pancasila agar tidak menurun.
"10 tahun di bawah kepemimpinan PKS nampak tidak ada kemajuan fundamental. Fakta yang ada, intoleransi dan politik identitas berkembang di wilayah yang masyarakatnya dikenal terbuka tersebut,” ujar Gus Mis.
Baca: Puan Minta Jokowi Injak Rem, Tak Melulu Rem dan Gas
Itu dikatakannya terkait berbagai respons yang dilakukan kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terkait pernyataan dan harapan Ketua DPP Bidang Politik PDI Perjuangan Puan Maharani agar Sumbar semakin Pancasilais ditanggapi secara serius oleh alumnus Universitas Al Azhar Mesir dan cendekiawan Nahdlatul Ulama itu.
“Apa yang disampaikan Mbak Puan lebih dalam perspektif kekinian sekaligus harapan agar Pancasila benar-benar membumi dalam laku keseharian dan kehidupan berbangsa kita. Sebab Provinsi Sumatera Barat setelah 10 tahun dipimpin PKS memang berubah total. Banyak kader PKS yang memprovokasi masyarakat untuk menolak kepemimpinan Pak Jokowi. Padahal Presiden Jokowi adalah Presiden Indonesia yang menaruh perhatian besar terhadap kemajuan Sumatera Barat," ujar Gus Mis di Jakarta, Kamis (3/9).
Gus Mis berharap agar berbagai gorengan politik hanya karena mau pilkada, dan ambisi PKS untuk mencoba bertahan di Sumatera Barat sebaiknya juga mengedepankan kompetisi yang mencerdaskan.
“Di PDI Perjuangan kami selalu diingatkan oleh Ibu Megawati bagaimana kepeloporan kaum cerdik pandai nan bijaksana yang kemudian menjadi pelopor kemerdekaan dan pahlawan bangsa seperti Moh Hatta, KH Agus Salim, Prof Muhammad Yamin, Hajjah Rangkayo Rasuna Said, Moh Natsir dan lain-lain. Kehadiran tokoh-tokoh berwawasan kebangsaan di tengah penjajahan, namun dengan kultur Islam yang berkemajuan tersebut menjadi daya pemicu generasi muda Sumatera Barat untuk ikut berpacu menjadi pelopor kemajuan bangsa, termasuk pelopor di dalam membumikan Pancasila," beber Gus Mis penuh semangat.
Terpisah, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sependapat dengan penilaian Gus bahwa masyarakat Sumatera Barat memang terbuka.
"Menurut saya, tidak hanya perpandangan terbuka. Masyarakat Sumbar itu dikenal relijius, kritis, rajin menuntut ilmu, dan tradisi kebudayaan yang luar biasa. Lihat saja makanannya. Restoran Padang menjadi ikon makanan nasional Indonesia, bahkan diterima di seluruh penjuru Nusantara. Dengan diterimanya makanan Padang secara luas, patut disyukuri dan menjadikan masyarakat Sumatera Barat juga terbuka bagi seluruh warga bangsa. Inilah hebatnya Indonesia. Pancasila menjadi pemersatu dan jiwa kepribadian bangsa,” papar Hasto.
Baca: Megawati Akui Masih Kesulitan Cari Pemimpin Asal Sumbar
Hasto yang bersahabat dekat secara pribadi dengan tokoh PKS seperti almarhum KH Yusuf Supendi, dan sekaligus tokoh muda nasional yang juga deklarator Partai Gelora, Fahri Hamzah, menyampaikan bahwa PDI Perjuangan memberi penghormatan tinggi kepada pahlawan bangsa termasuk asal Sumbar.
"PDI Perjuangan sangat menghormati para pahlawan bangsa, termasuk yang berasal dari Minang," tegas Hasto.
Menurutnya, menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia, kita semua melakukan otokritik terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
"Sudahkah Pancasila benar-benar menjadi jiwa kepribadian bangsa dan arah kemajuan bangsa Indonesia ke depan?," pungkas Hasto.