Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI, Bob Andika Mamana Sitepu mengungkapkan peringatan hari Ibu adalah bentuk penghargaan kepada perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa. Kongres Perempuan tahun 1928 adalah tonggak utama perjuangan perempuan Indonesia. Untuk Itu Bob berharap perempuan masa kini harus mampu melanjutkan perjuangan perempuan tersebut dengan mengambil peran di setiap lini pembangunan di Indonesia.
Baca: Dewi Aryani Gerakkan Program di Belasan Desa Saat Reses
“Perempuan Indonesia jaman dahulu memiliki kontribusi yang sangat besar dalam merebut kemerdekaan, menyuarakan pendapat, serta turut berpartisipasi dalam mencari serta menjadi solusi untuk menjadikan Indonesia negara yang maju seperti yang sekarang. Untuk itu jangan sampai perempuan Indonesia menghadapi berbagai ketimpangan mulai dari akses, partisipasi hingga hak suara di masyarakat. Perempuan harus mampu mengambil dan menerima manfaat dari pembangunan,” ungkap Bob Sitepu.
Momen hari Ibu setiap tahunnya diperingati pada tanggal 22 Desember. Hal ini bermula saat dikeluarkannya Dekrit Presiden Soekarno nomor 316 tahun 1959 yang menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sebagai penghargaan negara untuk kaum ibu dan perempuan.
Terlebih pada masa pandemi Covid-19, menurut Bob, perempuan berada pada situasi yang sangat rentan. Seperti yang diungkapkan oleh UN Women dalam hasil surveinya yang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memperparah kerentanan ekonomi perempuan, ketidaksetaraan gender, hingga dapat mengancam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya yang berkaitan tentang gender dan perempuan.
“Situasi sulit ini tidak boleh menghentikan langkah perempuan Indonesia untuk terus bergerak. Perempuan harus mampu menjadi penggerak sosial dengan membangun kesadaran masyarakat di berbagai daerah,”tambah Bob Sitepu.
Bob juga berharap kepada pemerintah untuk terus bergerak menghadirkan infrastruktur yang ramah terhadap Ibu dan anak, khususnya di daerah pemilihannya di Sumatera Utara 3 yang meliputi Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kabupaten Tanah Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kota Siantar, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai.
Sebelumnya provinsi Sumatera Utara telah meraih penghargaan sebagai Provinsi Penggerak Kabupaten/Kota Layak Anak tahun 2019, diantaranya yang berada di daerah pemilihan Sumut III yaitu, Dairi, Karo dan Tanjungbalai. Bob berharap kemajuan tidak hanya berada di tiga daerah ini saja, tapi juga di daerah kabupaten/kota lainnya.
Baca: Puan, Bintang, Risma: Perempuan Jalan Peradaban Indonesia
“Infrastruktur ramah ibu dan anak perlu dikembangkan baik itu berupa ruang publik maupun transportasi. Infrastruktur yang ramah terhadap ibu dan anak juga akan ramah bagi seluruh pengguna dari berbagai kelompok usia dan kalangan. Ibu adalah orang paling utama yang memegang tanggungjawab terhadap tumbuh kembang anak, sedangkan anak adalah investasi masa depan bangsa. Menurut Profil Anak Indonesia tahun 2019, jumlah anak Indonesia mencapai 79,6 juta anak atau 30,1 persen penduduk Indonesia. Artinya, sepertiga penduduk Indonesia adalah anak-anak. Maka dari itu penting sekali membangun infrastruktur ini,” tegas Bob Sitepu.
Bob Sitepu yang juga menjabat sebagai Wakil ketua Badan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif (BPEK) Pusat PDI Perjuangan ini berharap agar program Pemerintah harus bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk ibu dan anak agar dapat merubah segala permasalahan sosial menuju perubahan yang lebih baik.
“Saya meminta kepada stakeholder dan seluruh masyarakat untuk terus memegang komitmen dalam melindungi perempuan dan anak-anak agar ibu mampu menjadikan anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki SDM berkualitas,” pungkas Bob mengakhiri pembicaraan.
Kontributor: Amilan Hatta.