Pangandaran, Gesuri.id – Presiden Jokowi mendukung pengembangan teknologi perikanan bernama Keramba Jaring Apung (KJA) lepas pantai. Dari peresmian di tengah laut dirinya mengharapkan teknologi terobosan ini diharapkan bisa melipatgandakan nilai tambah budi daya perikanan Indonesia.
Baca: Presiden Jokowi tak Ingin Direcoki Urusan Elektabilitas
Ketika meninjau KJA offshore atau lepas pantai di Cikidang, Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4), presiden harus rela ke tengah laut. Bersama rombongan dirinya menggunakan kapal besar dari Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang. Sesudah itu, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung turun untuk menggunakan speedboat menuju KJA offshore.
Dari tengah laut, presiden memakai jaket pelampung berwarna merah dan hitam, melihat keramba apung. Dia sempat melepaskan sejumlah ikan jenis Kakap Putih yang telah disiapkan dalam dua plastik besar.
Presiden lantas bilang, KJA offshore di Pangandaran ini yang pertama dan sedang dikembangkan pada dua tempat strategis lainnya, yakni di Aceh dan Jawa Tengah.
"Kita harapkan jadi sebuah lompatan kemajuan, terobosan pertama di Indonesia. Cikal bakal berlipatgandanya nilai tambah budi daya perikanan Indonesia," sebutnya.
"Ini baru satu yang dibangun di sini (Pangandaran). Nanti juga akan dikembangkannya dua lagi. Yang dua juga sudah dibangun di Sabang (Aceh) dan Karimun Jawa (Jawa Tengah)," tambah Jokowi.
Dia menjelaskan, lewat teknologi KJA ini sebanyak 1,2 juta penebaran benih ikan dapat menghasilkan 816 ton per tahun per unit.
"Coba bandingkan dengan keramba jaring apung biasa yang produksinya cuma 5,4 ton per tahun per unit. Ini sebanyak 816 ton. Inilah hal yang harus dipelajari nelayan kita," tunjuknya.
Baca: Saat Presiden Jokowi Beri Semangat Anak Korban Gempa
Jokowi juga mengatakan bahwa teknologi KJA ini akan melibatkan antara 215 dan 250 orang. Di mana, terdapat beberapa keunggulan, yakni tahan terhadap gelombang dan memiliki ketahanan lebih dari 10 tahun.
Perlu diketahui, teknologi KJA merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan mengadopsi teknologi lepas pantai dari Norwegia yang diperkirakan bakal mampu menggenjot produksi komoditas ikan kakap putih secara signifikan.