Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Ribka Tjiptaning menyayangkan pemecatan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) dr Terawan Agus Putranto oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Ribka menegaskan, pemecatan tersebut mengada-ada dan kental dengan nuansa politisnya.
“Kesan saya sebagai dokter atas pemecatan dr Terawan, mantan Menterinya pak Jokowi, IDI ini terlalu mengada-ada dan terdapat unsur politisnya kalau saya melihat. Karena apa? Kalau dari sisi dokter kesalahan dia (Terawan) dari sisi dokter hampir tidak ada,” ujar Ribka, Minggu (27/3).
Baca: Rahmad Sayangkan MKEK IDI Pecat Terawan
Ribka mencontohkan metode “cuci otak” ala Terawan atau dikenal dengan digital subtraction angiography (DSA) yang dipersoalkan IDI, karena belum ada uji klinis di Indonesia. Namun, kata Ribka, tidak ada kesalahan Terawan dalam metode tersebut.
“Nah pak Terawan dalam menjalankan DSA itu tidak pernah ada korban. Dari tingkat pejabat sampai rakyat biasa dilakukan dengan baik-baik,” tegas Ribka.
Ribka menduga banyak juga dokter-dokter yang melakukan malapraktik. Namun, karena ikatan teman sejawat atau dokter kuat, maka dokter-dokter lepas dari jeratan malapraktik itu sendiri.
“Bahkan masih banyak korbannya pasien atau masyarakat itu sendiri, karena pembelaan MK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran), karena ikatan teman sejawat itu seperti teman kandung,” ungkapnya.
Ribka juga merasa aneh IDI mempersoalkan vaksin Nusantara yang sedang dikembangkan Terawan.
Menurut Ribka, seharusnya Terawan diapresiasi, karena memiliki jiwa nasionalisme tinggi dengan mengembangkan vaksin dalam negeri.
“Soal vaksin Nusantara, saya rasa itu kan malah yang bagus ketika republik ini impor vaksin dari China, pak Terawan jiwa nasionalismenya tinggi, dia tetap percaya Indonesia bisa menciptakan vaksin sendiri, vaksin Nusantara. Artinya berdaulat di bidang kesehatannya itu tinggi. Trisakti yang dimiliki itu sangat kuat dengan keyakinan suatu saat kita bisa membuat vaksin,” kata Ribka.
Baca: Dewi Aryani Minta IDI Klarifikasi Pemecatan Mayjen Terawan
Ribka mengatakan Presiden Jokowi sedang gencar mendorong untuk mencintai dan memanfaatkan produk-produk dalam negeri. Menurutnya, langkah Terawan seharusnya didukung oleh semua pihak termasuk oleh IDI.
“Pak Terawan sebagai mantan menteri Presiden Jokowi yang bekerja di RSPAD, beliau seorang jenderal juga yang tidak main-main karena pernah diakui dunia. Lalu, karena sebuah IDI, apa sih IDI itu? Apa yang pernah diperbuat IDI? IDI lebih bagus perjuangkan nasib-nasib dokter-lah, adik kita dokter-dokter itu anak-anak kita, dokter yang nasibnya tidak jelas, terkatung-katung, lebih baik memperjuangkan mereka,” imbuh Ribka.
Lebih lanjut, Ribka juga menyinggung soal asas kemanusiaan. Menurutnya, semua manusia kalau bermanfaat merupakan perintah Tuhan. Terawan, kata dia, sudah bermanfaat untuk orang banyak dengan ilmu dan pengetahuannya.
“Lalu, kenapa dia harus diberi sanksi dan dipecat tidak manusiawi seperti itu. Saya rasa ini ada unsur politis. Sekarang ini kan ada kongres, munas apalah itu suasananya menuju 2024. Karena ini ada pergantian presiden, kita tahu lah semua organisasi. Itulah penilaian saya soal pemecatan dr Terawan sebagai orang yang top sebetulnya. Saya sendiri sebagai dokter, ada di belakang pak Terawan. Terus maju pak Terawan, merdeka,” kata Ribka.