Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka menyampaikan gagasan-gagasan besar, yang selalu diperjuangkan Presiden Soekarno dalam acara Konferensi Bandung-Belgrade-Havana In Global History and Perspective bertajuk “What Dreams, What Challenges, What Projects for a Global Future?"
Baca: Puan Rumuskan Agenda Strategis Menuju Indonesia Emas 2045
Anggota Komisi VI DPR itu mengatakan presiden pertama Indonesia itu dalam perjalanan politiknya selalu mengedepankan misi perdamaian dan keadilan.
Seperti Konferensi Bandung-Belgrade-Havana In Global History and Perspective ini, Rieke menjelaskan, acara ini masih ada keterkaitannya dengan Konferensi Asia-Afrika.
"Kita juga berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika. Nah sebetulnya kalau ditarik ke era sekarang di 2022, secara konkret Apa sih yang didorong? terutama peran Indonesia dalam perdamaian-perdamaian antar negara-negara peristiwa yang terjadi tahun 1966," kata Rieke saat melakukan konferensi pers, di Gedung Arsip Nasional, kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Senin (7/11).
Rieke mengungkapkan, seluruh berkas perjuangan yang tersimpan di Gedung Arsip Nasional ini, merupakan petunjuk untuk menciptakan masa depan yang lebih baik lagi.
"Kalau kita tanya terus apa relevansinya buat sekarang ini? sangat relevansi sangat relevan dan sangat vital, bagaimana arsip-arsip itu tidak hanya sebagai arsip yang isinya cita-cita para pendahulu kita, tetapi itu merupakan Direction (pesan langsung), merupakan petunjuk untuk keberlangsungan masa depan dunia," ucap Rieke.
"Itu menjadi catatan penting apalagi dalam situasi Global seperti ini. Dulu itu terjadi pada saat perang dingin, dan sekarang kalau dalam perspektif saya sedang mengarah ke arah perang dingin baru," sambungnya.
Oleh sebab itu, Rieke menekankan, sangat penting bangsa Indonesia menjadikan arsip-arsip perjuangan ini sebagai pijakan dalam menyelesaikan konflik.
"Dalam satu arsip yang juga nanti akan saya sampaikan ketika Soekarno pulang dari biografi 1961, beliau mengatakan gerakan non-blok bukan gerakan yang yang tidak berkomitmen. Tetapi gerakan non-blok justru sangat berkomitmen, bukan hanya pada persoalan perdamaian, tapi bagaimana komitmen terhadap menyelesaikan persoalan imperialisme kolonialisme dan seterusnya," ungkap Rieke.
Lebih lanjut, Rieke juga menyoroti konflik antara Ukraina dengan Rusia, yang saat ini terus berperang dan belum menemukan titik damai.
"Kalau kita lihat perang Ukraina dan kemudian Rusia ini bukan hanya tentang soal Rusia dan Ukraina, tetapi ini persoalan dunia," tegas Rieke.
"Sehingga komitmennya bukan sekedar menyelesaikan perang dua negara, tapi komitmen kita bersama untuk dunia yang bukan hanya Damai, Tapi yang adil dan sejahtera," tutup Rieke.
Baca: Gelar Doktor HC, Puan: Kerja Keras Capai Eksistensi Politisi
Perlu diketahui, dalam acara Konferensi Bandung-Belgrade-Havana In Global History and Perspective ini, turut hadir secara virtual Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri selaku Cultural Speech by Her Excellency.
Lalu hadir juga secara fisik dan virtual perwakilan Indonesia dan luar negeri, seperti Darwin Khudori, Rityusha Tiwary, Shi Aing, Magda Refaa, Jovan Cavoski, Isaac Bazie dan Beatriz Bissio.