Ikuti Kami

Rieke Diah Pitaloka Komitmen Kawal Persoalan Rakyat

Rieke mengaku juga akan fokus mengawal pengusutan kasus-kasus besar.

Rieke Diah Pitaloka Komitmen Kawal Persoalan Rakyat
Politikus PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka.

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka memastikan akan terus bekerja demi kepentingan rakyat, termasuk mengawal sejumlah isu yang masih menjadi persoalan dalam pembangunan nasional.

"Semua yang bisa saya kawal, saya kawal sekuat tenaga saya, bergantung pada komisinya juga ya," kata Rieke usai pelantikan Anggota DPR periode 2024-2029 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10). 

Anggota Komisi VI DPR pada periode 2019-2024 ini pun mengungkapkan sejumlah isu yang perlu mendapat perhatian. Salah satunya, soal ratusan SK pengangkatan bidan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang masih digantung.

Baca: Ganjar Pranowo Yakin Andika-Hendi Akan Menang di Pilgub Jateng

"Yang bisa kita kawal itu SK bidan pendidik yang sempat dihambat sejak lulus ujian kemarin mereka akhirnya bisa dapat ujian lagi dan semoga SK-nya sebagai PPPK tidak ditahan lagi oleh negara," ucap Rieke.

Rieke mengaku, dalam beberapa waktu terakhir memang melakukan kritik keras kepada pemerintah akibat terhambatnya SK 532 bidan pendidik yang telah lulus seleksi PPPK tahun 2023. 

Selain soal isu itu, Rieke mengaku juga akan fokus mengawal pengusutan kasus-kasus besar.

"Harus tetap fokus beberapa kasus korupsi besar juga supaya ada penyelesaian di pemerintahan yang akan datang," tegas Rieke. 

Rieke memastikan, dirinya siap bekerja untuk mengawal program-program dan permasalahan yang belum terselesaikan oleh pemerintahaan saat ini, misalnya terkait masalah badai PHK yang cukup besar di tahun 2024 dan susahnya generasi Z mencari pekerjaan.

"Sekarang data menyatakan ada PHK yang cukup besar kurang lebih hampir 100 ribu di tahun ini yang terdaftar,” ujar Rieke.

Belum lagi, kata Rieke, Indonesia tengah dihadapkan pada banyaknya kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Termasuk kasus warga negara Indonesia yang menjadi korban online scamming di luar negeri.

Baca: Ganjar Temui Rudy di Kota Solo, Ini yang Dibahas

“Dari data Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) sendiri, yang terindikasi online scamming adalah anak-anak muda di luar negeri ada sekitar 3000 orang. Kita nggak tahu balikinnya gimana,” papar Rieke.

Oleh karena itu, Rieke berharap adanya integrasi antara lapangan kerja dengan sistem pendidikan. Sehingga siswa yang masih berada di bangku sekolah sudah memiliki kejelasan akan bekerja pada masa mendatang.

"Jadi orang sekolah itu udah bisa jelas nanti kerjanya di mana, karena itu dimulai dari SMA. Katakanlah vokasinya ditingkatkan, politekniknya ditingkatkan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri kita," pungkas Rieke seperti yang dikutip melalui laman jawapos.

Quote