Bandung, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka mendukung Pabrik Semen Indarung I dan PLTA Rasak Bungo milik PT Semen Padang untuk ditetapkan sebagai World Heritage oleh UNESCO.
Menurut Rieke, kedua bangunan tersebut menyimpan banyak memori perjuangan rakyat Minang pada masa penjajahan dan telah berkontribusi besar dalam pembangunan di Indonesia.
Ia menyampaikan, infrastruktur yang baik adalah salah satu amanat konstitusi yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Pembangunan infrastruktur sendiri membutuhkan semen sebagai kebutuhan dasar dalam setiap pembangunan fisik.
Baca: Rieke Beri Motivasi 162 PMI Yang Siap ke Korea Selatan
"Semen adalah salah satu kebutuhan dasar pembangunan infrastruktur yang tidak terpisahkan dari pembangunan manusia dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Semen adalah material vital yang dibutuhkan untuk mengeskplorasi potensi ekonomi, menjadi kekuatan ekonomi yang pada pasal 33 konstitusi kita dinyatakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Rieke dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (26/11).
Berdiri sejak 1910 dan menjadi pabrik semen pertama di Indonesia, Pabrik Indarung I menjadi bagian dari sejarah pembangunan di Indonesia.
Pada awal era kemerdekaan, Pabrik Indarung I menjadi bagian dari persiapan pelaksanaan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana yang dirumuskan oleh Bung Karno bersama bersama Dewan Perancang Nasional (Depernas, sekarang Bappenas) yang terdiri dari 513 orang pendiri bangsa menuju Indonesia menjadi negara industri.
Sebagai bagian dari persiapan dijalankannya Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana, maka Pabrik Indarung I dinasionalisasi oleh Pemerintah sebagai aset Negara Republik Indonesia pada tahun 1958. Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana pun dinyatakan dijalankan berdasarkan Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960.
Untuk mengabadikan memori akan besarnya jasa bangunan bersejarah itu, Rieke Diah Pitaloka yang juga dikenal sebagai aktivis budaya menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan pabrik semen pertama dan tertua di Indonesia itu untuk ditetapkan sebagai World Heritage oleh UNESCO.
"Saya tidak mau Indarung hilang dari sejarah. Saya tidak mau Indarung dilupakan. Saya butuh energi, semangat, dan kecintaan tanah air yang terekam di besi berkarat Indarung," kata Rieke.
Rieke merencanakan untuk melakukan perjumpaan kebudayaan bersama Indarung Heritage Society dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) untuk merintis tim kecil memperjuangkan arsip Indarung sebagai Memori Kolektif Bangsa yang akan ditetapkan Arsip Nasional Republik Indonesia, memperjuangkan arsip Indarung ditetapkan UNESCO sebagai Memory of The World, dan memperjuangkan Indarung ditetapkan oleh UNESCO sebagai World Heritage.
Baca: Baguna Tangsel Kirimkan Bantuan Sembako ke Cianjur
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, SIG sebagai strategic holding company yang menaungi PT Semen Padang, menyambut baik dukungan anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka agar Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo ditetapkan sebagai Word Heritage oleh UNESCO.
"Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo merupakan tonggak sejarah dan simbol kemandirian bangsa untuk mendukung pembangunan di tanah air. Sejumlah mahakarya kebanggaan bangsa, seperti Monumen Nasional (Monas), Gedung DPR/MPR dan Jembatan Semanggi di Jakarta, hingga Jembatan Ampera di Palembang yang masih berdiri hingga saat ini menjadi saksi kokohnya produk Semen Padang yang dihasilkan di Indarung,”" ujar Vita.
Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo mulai didaftarkan Manajemen PT Semen Padang, tertanggal 28 Oktober 2022 menjadi Cagar Budaya Kota Padang dan Peringkat Provinsi pada 10 November 2022. Saat ini sedang proses untuk menjadi Cagar Budaya Peringkat Nasional, untuk selanjutnya akan dilakukan pengurusan sebagai situs warisan budaya dunia dari UNESCO.
Pabrik Indarung I didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada 18 Maret 1910 dan PLTA Rasak Bungo tahun 1908. Sejak resmi berhenti beroperasi pada 1999, pabrik semen yang berada di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat itu telah memproduksi jutaan ton semen untuk memenuhi kebutuhan semen di dalam negeri hingga luar negeri.
Tercatat sebagai pabrik semen pertama dan tertua di Indonesia bahkan Asia Tenggara, Pabrik Indarung I resmi dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia pada 5 Juli 1958.