Padang, Gesuri.id - Duta Arsip Indonesia Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari mengenang peran penting dari sosok Muhammad Yamin yang bertepatan dengan momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2023.
"Saya bangga dan terharu merayakan Hari Kebangkitan Nasional 2023 di salah satu pusat peradaban, dan tempat banyaknya lahir sumber daya manusia Indonesia (Sumatera Barat)," kata anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Padang, Sabtu (20/5).
Hal tersebut disampaikan Rieke dalam kegiatan diskusi ilmiah bertajuk Arsip Muhammad Yamin Bukti Autentik Kebijakan Pembangunan Konstitusional Republik Indonesia yang diselenggarakan Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand).
Baca: Olly Tegaskan Suara Ganjar Pranowo di Sulawesi Utara Merata
Tidak sekadar memperingati Harkitnas, pemeran si Oneng dalam sebuah acara komedi rentang tahun 2002 hingga 2005 tersebut juga mendatangi langsung makam Muhammad Yamin di Desa Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Saat berziarah ke makam sejarawan, budayawan, politisi, sastrawan sekaligus pelopor Sumpah Pemuda tersebut, Rieke meminta izin akan menyampaikan beberapa hal penting terkait dengan memori kolektif perjalanan bangsa Indonesia tentang Muhammad Yamin yang terhapus.
"Muhammad Yamin adalah seorang ahli hukum, pemikir, dan seniman serta penyair dari Tanah Minang sekaligus terlibat dalam penyusunan naskah Sumpah Pemuda," kata dia.
Baca: Rieke Desak Revisi PKPU Nomor 10 Tahun 2023
Bagi Rieke pribadi, sosok Muhammad Yamin adalah salah satu aktor intelektual penting dalam merumuskan rencana pembangunan nasional pertama yang merupakan turunan dari konstitusi.
Sementara itu, Rektor Unand Prof. Yuliandri menyebutkan berbagai arsip terkait dengan konstitusi maupun arsip Muhammad Yamin yang diterima dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) akan dijadikan sebagai referensi bagi banyak pihak, terutama di dunia pendidikan.
"Saya sudah minta ke teman-teman PUSaKO Unand agar tidak hanya mengkaji konstitusi dalam aktualnya saja, tetapi juga menjadi referensi bagi banyak orang," kata Prof. Yuliandri.