Ikuti Kami

Riezky Ingatkan Kementan Serius Tanggulangi Wabah PMK

Riezky menyampaikan hal tersebut karena menerima keluhan dari petani dan peternak

Riezky Ingatkan Kementan Serius Tanggulangi Wabah PMK
Anggota Komisi IV DPR RI Riezky Aprilia.

Palembang, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Riezky Aprilia mengingatkan Kementerian Pertanian untuk serius dalam menanggulangi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak yang mewabah di sejumlah daerah di Tanah Air.

Riezky mengatakan dirinya sudah menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat DPR RI dengan Kementan pada 8 Juni 2022.

“Saat Rapat Dengar Pendapat itu, saya menekankan pentingnya komitmen dari Kementan dalam menyelesaikan PMK ini,” kata Riezky di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (5/7).

Baca: Ganjar Kebut Vaksinasi Agar PMK Tak Meluas

Ia menyampaikan hal tersebut karena menerima keluhan dari petani dan peternak terkait hal tersebut. Dalam kunjungannya ke sejumlah desa, petani menyampaikan belum ada bantuan dari pemerintah.

Menurutnya politisi PDI Perjuangan ini pemerintah harus menyelesaikan masalah pokok sektor pertanian yakni minimnya data populasi hewan.

Padahal data itu dapat dijadikan peta jalan dalam memperbaiki dan mengembangkan sektor peternakan di Tanah Air sehingga Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan.

“Jika sudah ada peta jalan maka pencegahan PMK dapat dilakukan mulai dari penyemprotan kandang dengan disinfektan dan perbaikan kualitas pakan,” kata politisi asal Sumatera Selatan ini.

Ia mengatakan menemukan banyak peternak swadaya kini membeli sendiri disinfektan untuk mengatasi persoalan PMK ini.

Padahal ini dapat diatasi dengan cara membuat perencanaan distribusi vaksin yang dibutuhkan peternak hingga pergantian ternak yang mati oleh PMK.

Indonesia pun bisa lebih baik lagi dalam sektor peternakan ini jika memetakan potensi desa berbasis klaster, menggunakan Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian dan memasifkan asuransi ternak.

Ia berharap dengan kejadian PMK ini, negara ini dapat belajar sehingga menghasilkan solusi terbaik terutama bagi para peternak.

“Kita harus sama sama bergotong royong mencari solusi terbaik,” ujar dia.

Baca: Fauzi Mulai Gelar Vaksinasi Untuk Cegah PMK di Sumenep

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) telah mencapai 233.370 kasus aktif yang tersebar di 246 wilayah kabupaten/kota di 22 provinsi.

Merujuk data Isikhnas Kementan, dikutip dari laman bnpb.go.id, Sabtu (2/7/2022), lima wilayah provinsi dengan kasus tertinggi adalah  Jawa Timur 133.460 kasus, Nusa Tenggara Barat 48.246 kasus, Jawa Tengah 33.178 kasus, Aceh 32.330 kasus, dan Jawa Barat 32.178 kasus.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan PMK, jumlah total akumulasi kasus meliputi 312.053 ekor hewan ternak yang sakit, 73.119 ekor hewan ternak dinyatakan sembuh, 3.839 ekor hewan ternak dipotong bersyarat dan sebanyak 1.726 ekor hewan ternak mati karena PMK.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat PMK pada hewan ternak. Surat keputusan tersebut tertuang dalam surat keputusan Kepala BNPB Nomor 47 Tahun 2022 yang ditandatangani pada 29 Juni 2022 dan akan berlaku hingga akhir tahun 2022.

Quote