Surabaya, Gesuri.id - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat silaturahmi pascateror bom yang terjadi di sejumlah lokasi di Kota Pahlawan dalam sepekan ini.
Wali Kota yang akrab disapa Risma ini menyatakan, selama beberapa hari ini dirinya terus belajar, terutama dampak dari beberapa kejadian yang terjadi di Surabaya. Ternyata, selama ini masih lemah dalam silaturahmi atau komunikasi atau koordinasi dengan orang lain.
"Silaturahmi itu mulai di tingkat keluarga, tetangga dan yang lainnya," kata Risma di Surabaya, Senin (21/5).
Baca: Risma Minta Warga Tenang dan Waspada
Risma senang dengan acara doa bersama lintas agama di Kota Surabaya yang dinilai bermanfaat untuk menjaga dan mempererat silaturahmi. Bahkan ajakan silaturahmi ini juga disampaikan Risma pada saat membuka acara refleksi dan doa lintas iman yang bertajuk Peran Perempuan, Anak, dan Keluarga Dalam Menciptakan Indonesia Bebas Terorisme dan Kekerasan yang digelar di Graha Sawunggaling, Minggu (20/5) malam.
Menurut Risma, momentum ini sangat pas dan sangat bagus untuk bergandeng tangan dan saling berkomunikasi antar elemen masyarakat dengan tujuan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalau satu sakit, maka kita turut merasakan sakit, dan itu sangat bagus. Dengan cara ini, maka kita bisa terselamatkan dari berbagai masalah," ujarnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan sesama bapak-bapak dan sesama ibu-ibu harus selalu menjalin silaturahmi. Adapun yang paling penting, tidak boleh membatasi sebuah perbedaan, baik yang beragama Konghucu, Kristen maupun Islam.
"Kita harus perkuat tali silaturahmi, harus berkomunikasi. Saya sebenarnya selalu berusaha seperti itu, saya tidak pernah membeda-bedakan siapapun, tapi masih ada yang bilang aneh-aneh," kata dia.
Selain itu, Risma juga meminta untuk mengingatkan dan mengajarkan anak-anak supaya tahu dan paham bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dibangun atas dasar perjuangan semua elemen masyarakat.
Hal itu, lanjut dia, dikarenakan perjuangan kala itu tidak mudah, sehingga tidak bisa dilupakan begitu saja.
"Waktu kita berjuang, ayo Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, semua kita berjuang. Lha, kalau kita sudah merdeka, lalu kita mau ngomong minggir kamu, saya yang pegang kendali. Mana bisa seperti itu?," ujarnya.
Oleh karena itu, Risma mengajak untuk tidak lupa dengan sejarah berdirinya NKRI ini. Bahkan, ia juga mengajak semua elemen masyarakat untuk terus bergandeng tangan menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan pascaterjadinya teror bom di Surabaya.
"Kita harus selalu tanamkan kepada anak-anak kita, bahwa kita tidak bisa hidup sendiri dan harus selalu mengerti satu sama yang lainnya," katanya.
