Jakarta, Gesuri.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak 200 perwakilan pelajar untuk tidak melakukan bullying atau perundungan kepada sesama teman, terutama pada penyandang disabilitas.
Menurut Risma, persatuan harus dibangun tanpa membedakan fisik serta suku, agama, ras dan golongan (SARA) untuk mempertahankan kemerdekaan dari penjajah yang telah diraih para pahlawan.
“Mulai sekarang, anak Indonesia yang ada di sini tidak boleh mem-bully temannya, sepakat? Setuju?” ujar Risma kepada para pelajar tersebut dalam kegiatan “Penguatan Nilai Kepahlawanan Melalui Pelajar,” di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta, Senin (22/11).
Baca: Risma Ultimatum Senin Ini 7.161 Kartu Bansos Disalurkan
Ajakan tersebut kemudian ditanggapi setuju oleh para pelajar tersebut.
Selain mengajak para pelajar mempererat persatuan, Risma juga mengajak para pelajar untuk menari bersama dengan iringan lagu daerah.
Risma juga mengharapkan kegiatan serupa bisa dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, agar para pelajar mendapatkan inspirasi dari para pahlawan, dan bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Risma mengatakan seringkali mendapat cerita dari penyandang disabilitas yang mendapat perundungan dari teman sebayanya, dan menjadikan anak tersebut minder.
“Itu yang saya tanamkan, supaya mereka tidak ada lagi bully-bullyan,sehingga menyebabkan anak menjadi minder hingga tidak mau sekolah,” kata dia.
Baca: Bupati Sis Sambut Baik Raperda Gedung Satu Atap Disetujui
Kegiatan “Penguatan Nilai Kepahlawanan Melalui Pelajar” diikuti 200 pelajar dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.
Rangkaian acara Hari Pahlawan ditutup dengan penyerahan hadiah lomba karya ilmiah dan dialog bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Serangkaian acara tersebut sebelumnya berupa kunjungan ke makam pahlawan Mohammad Hatta, TMPNU Kalibata, serta museum Perumusan Naskah Proklamasi, museum Sasmita Loka Ahmad Yani, museum AH Nasution dan monumen Pancasila Sakti, dilanjutkan menonton film dokumenter pertemuan 10 Nopember 1945.