Jakarta, Gesuri.id - Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini, menyampaikan pidato pada Forum Politik Tingkat Tinggi (High Level Political Forum) yang dilaksanakan oleh Kelompok Tugas Global Pemerintah Daerah dan Regional (UCLG) di New York, Kamis (11/7).
Dalam pidatonya, Risma menekankan pentingnya data akurat dan pengunaan teknologi dalam program pengentasan kemiskinan.
"Kami percaya bahwa hanya dengan bekerja sama, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik untuk semua, inklusif tanpa kemiskinan dan kelaparan," ujar Risma.
Baca: Ganjarist Sambut Baik Posisi Ganjar & Ahok di DPP PDI Perjuangan
Risma juga menjelaskan bahwa data kemiskinan harus diperbarui setiap bulan oleh Pemerintah Daerah untuk merancang solusi yang tepat, baik untuk mengurangi pengeluaran keluarga maupun meningkatkan pendapatan mereka.
Dengan data yang akurat, berbagai program bantuan sosial dapat disalurkan dengan lebih efektif.
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program permakanan gratis bagi kelompok rentan.
Selain itu, bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, dan anak Yatim Piatu (YAPI) disalurkan setiap bulan melalui transfer tunai kepada keluarga miskin.
"Kami sekarang dapat menyediakan program permakanan gratis bagi lansia dan penyandang disabilitas yang tinggal sendiri. Program ini didukung oleh kelompok masyarakat (pokmas) setempat yang memasak dan mengirimkan makanan kepada mereka setiap hari," tutur Risma.
Dalam bidang perumahan, Kemensos menyediakan dua bentuk dukungan utama, yaitu rusun dan renovasi atau pembangunan rumah baru.
Hampir 16.000 rumah telah direnovasi atau dibangun kembali di seluruh Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Baca: PDI Perjuangan Akan Umumkan Sikap Politiknya di Kongres 2025
Untuk mengatasi masalah aksesibilitas di daerah perbatasan dan komunitas terpencil, Kemensos menyediakan transportasi seperti bus sekolah, kapal sekolah, sepeda motor listrik, dan sepeda.
Upaya ini juga mencakup penyediaan akses air bersih melalui mesin pengolah air (SWRO) yang dijalankan dengan panel surya.
Melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), lebih dari 28.000 peserta telah digraduasi dan tidak lagi terdaftar sebagai penerima bantuan sosial.