Surabaya, Gesuri.id - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berbagi pengalaman terkait potensi pangsa pasar asing dengan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Indonesia dan Konjen RI di ruang sidang wali kota, Balai Kota Surabaya, Rabu (30/1).
Baca: Surabaya Akan Terima Penghargaan Lee Kuan Yew
Pengalaman Risma berkunjung keluar negeri dan berinteraksi langsung dengan dunia internasional itulah yang membuat Politisi PDI Perjuangan isi bisa berbagi pengetahuannya.
Wali Kota perempuan pertama Surabaya ini mengatakan, selama ini orang menganggap bahwa potensi pasar luar negeri itu bagus. Namun, ia menilai, seharusnya yang menjadi fokus utama adalah bagaimana meningkatkan daya beli masyarakat lokal.
Risma mencontohkan, jika salah satu kota di luar negeri penduduknya hanya 300.000 sampai 1 juta, namun mereka bisa hidup sejahtera dan makmur, seharusnya kota-kota di Indonesia bisa lebih sejahtera, karena jumlah penduduknya lebih unggul.
"Mungkin sekitar berapa persen itu miskin. Nah, bagaimana meng-upgrade yang miskin ini supaya dia bisa membeli produk. Artinya, saya mencoba konsentrasi di pasar lokal," katanya.
Dengan begitu, lanjut dia, industri-industri lokal khususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa meningkat. Dalam persaingan dunia industri global, ada standar-standar persyaratan yang harus dipenuhi. Jika tidak bisa memenuhi hal itu, justru dapat merugikan pelaku industri sendiri.
Karena itu, ia mengimbau bahwa standarisasi menjadi aspek utama, sebelum pelaku industri itu ingin mengembangkan sayap ke dunia internasional.
"Kita kalau tidak hati-hati justru kita kemudian akan kalah, dan itu kalahnya bahaya sekali, karena cost yang sudah kita keluarkan (untuk) pengiriman itu biayanya tidak mudah," pungkas Risma.
Selain itu, Risma juga berbagi pengalaman saat lawatannya ke Hangzhou, China. Kala itu, ia dipercaya sebagai Presiden Belt Road Local Cooperation (BRLC), yang bertugas menjadi koordinator anggota perdagangan di Jalur Sutra yang ingin mengembangkan ekonomi dan perdagangan. Bahkan, ia juga berbagi pengalaman saat menjalankan tugas sebagai Presiden United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac).
"Presiden BRLC Jalur Sutra itu apa yang saya kerjakan, saya diangkat jadi Honour Presiden, kemudian Presiden UCLG, terutama (bermanfaat) untuk kota-kota di Indonesia dan kota-kota negara lain, yang terutama masih miskin," tuturnya.
Baca: Surabaya-Singapura Sepakat Kerjasama Tiga Hal
Adapun 14 duta besar dan Konjen RI yang hadir yakni, Abdul Kadir Jailani Duta (Kanada), Usra Hendra Harahap (Nigeria), Julang Pujianto (Suriname), Chandra Widya Yudha (Serbia), Berlian Napitupulu (Korea Utara), Hajriyanto Thohari (Lebanon), Cheppy Wartono (Mexico), Arrmanatha Nasir (Perancis), Andriana Supandy (Papua Nugini), Abdurrahman Dimas Wahab (Hongaria), Siti Nugraha Mauludiah (Polandia), Al Busya Basnur (Ethiopia), Wajid Fauzi (Syria) dan Saud Purwanto Krisnawan (Los Angeles–AS).