Surabaya, Gesuri.id - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya menekankan pentingnya membangun infrastruktur yang dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM), khususnya integritas para birokratnya.
"Semua pembangunan infrastruktur ini tidak ada gunanya kalau masyarakat tidak bisa secara langsung merasakannya," kata Risma di Surabaya, Jumat (23/8).
Baca: Masif Bangun Infrastruktur, Jokowi Rampungkan PR Soeharto
Ia mengatakan berbagai strategi sudah dilakukan dalam membangun integritas birokrat yang ada di Kota Surabaya, termasuk soal transparansi.
Masyarakat, ia mencontohkan, dapat ikut memantau secara langsung program Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang digelar pemerintah kota setempat.
"Masyarakat akan tahu proyek itu akan dikerjakan kapan, termasuk usulan perencanaan yang masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)," ujar Risma.
Menurutnya, proses ini dianggap lebih efektif. Selain itu, cara ini dilakukan untuk meminimalisasi pengeluaran belanja.
"Ini yang membuat kami kenapa cepat dan tepat karena hitungannya itu menjadi terkontrol dan transparan," kata Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan.
Baca: Infrastruktur Turut Kontribusi Pacu Daya Saing RI Melonjak
Tidak hanya itu, kata Risma, melalui sistem ini, Pemkot Surabaya juga bisa menekan anggaran supaya lebih hemat.
Ia mencontohkan tahun ini rencana pemkot hanya dapat membeli sekitar lima rumah pompa. Namun ternyata, pemkot berhasil membeli sembilan rumah pompa dalam setahun.
"Itu bisa dilakukan karena ini sisa tender yang terus saya pantau sendiri, sehingga sangat lumayan sisanya digunakan untuk pengadaan yang lain. Tahun ini kami bisa membeli sembilan rumah pompa," katanya.
Menurut dia, salah satu dampak yang dirasakan masyarakat Surabaya selama ini tidak ada kenaikan inflasi bahan pokok seperti sembako dan kebutuhan pokok lainnya.
Sebab, ia memantau perkembangan dari tiap kelurahan bahkan kecamatan melalui camat dan lurah.
Ia mengatakan, apabila ditemukan kenaikan harga, maka pihaknya langsung melakukan operasi pasar dengan membuat pasar tandingan.
"Saya buatkan pasar tandingan dengan mencari distributor paling murah, kemudian kita angkut sendiri menggunakan mobil Satpol PP, dan kemudian kita jual dengan harga yang stabil. Sehingga dampak yang seperti itulah yang saya maksud bisa dirasakan oleh masyarakat secara langsung," katanya.
Selain itu, kata dia, semua proses transaksi dilakukan dengan menggunakan elektronik.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga memastikan proses ini juga akan memudahkan masyarakat dalam memantau.
Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia, Azyumardi Azra sebelumnya dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Reformasi Birokrasi Ideal yang digelar di Hotel JW Marriot Surabaya, Kamis (22/8), mengatakan apa yang dilakukan Pemkot Surabaya dapat menciptakan perubahan besar dalam sistem pemerintahan, birokrasi maupun bermasyarakat.
Makanya, ia menganjurkan kepala daerah lainnya di Indonesia belajar ke Pemkot Surabaya.
"Saya kira kepala daerah harus memiliki ketangguhan seperti Bu Risma yang memiliki keberanian. Jadi, kisah sukses seperti ini bisa ditiru oleh kepala daerah yang lain," katanya.
Baca: Pemerintah Fokus Pembangunan Infrastruktur di Daerah 3T
Ia juga menilai, berbagai perubahan terjadi di Kota Surabaya sejak kepemimpinan Wali Kota Risma. Bahkan, ia menyebutkan yang paling dikagumi dari perubahan pesat ini ialah di sisi lingkungan hidup.
"Bu Risma berhasil menurunkan suhu udara, dan kita bisa lihat bersama lingkungan hidupnya. Surabaya jadi hijau dan bersih," ujarnya.
Azyumardi juga menambahkan, pelayanan terhadap masyarakat juga berubah drastis menjadi lebih baik. Termasuk pula dalam bidang pendidikan, kesejahteraan sosial maupun kesehatan.
"Sampai pada jenis ambulance pun punya beberapa jenis sesuai kebutuhannya," katanya.